KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menanggapi positif langkah Kementerian Kesehatan untuk memasukkan sektor pariwisata sebagai penerima vaksin Covid-19 tahap kedua. Maulana Yusran, Sekretaris Jenderal dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi kepada pemerintah melalui Kementerian Kesehatan, dikarenakan anggota PHRI telah dimasukkan ke dalam bagian dari penerima vaksin Covid-19 tahap kedua. "Memang vaksin ini adalah bagian yang kami usulkan atau mintakan ke pemerintah karena sektor kami memang sangat bersentuhan langsung dengan publik dan konsumen,” ujar Maulana dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Rabu (17/2).
Maulana menambahkan, sektor pariwisata sangat mengalami kesulitan karena adanya pandemi Covid-19. Dimana saat pandemi ini, masyarakat dianjurkan untuk menahan mobilisasi, padahal untuk sektor pariwisata, justru membutuhkan mobilisasi masyarakat.
Baca Juga: Bisnisnya Tertekan, Hotel Terbebani Beban Utang "Untuk itu, tentu kami sangat membutuhkan vaksinasi Covid-19, agar tenaga kerja maupun konsumen dapat terlindungi dari virus,” ungkap Maulana. Respons anggota PHRI untuk vaksinasi Covid-19 bagi sektor pariwisata memperoleh minat yang sangat tinggi. "Respons dari anggota kami terkait dengan penerimaan vaksin Covid-19 tahap kedua ini sangat antusias, karena ini menjadi secercah harapan agar industri di sektor pariwisata yang saat ini sangat terpuruk dapat bergejolak kembali,” ujar Maulana. Respons positif ini muncul tidak hanya dari pekerja yang memberikan pelayanan langsung kepada konsumen, tapi juga datang dari pihak manajemen pengelolaan hotel dan restoran. Diketahui sepanjang tahun 2020 kemarin, anggota PHRI rata-rata sudah mengalami pengurangan karyawan hingga 70%. Sehingga, menurut Maulana, pihak manajemen juga sudah banyak yang merangkap melakukan pelayanan di lapangan. “Inilah kenapa bahwa vaksinasi ini sangat besar artinya untuk anggota PHRI,” kata Maulana.
Baca Juga: Banyak restoran tutup, PHRI proyeksikan 240.000 orang kehilangan pekerjaan Siti Nadia Tarmizi Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan menuturkan, petugas pelayanan publik yang akan menerima vaksinasi ini terdiri dari pendidik yaitu guru dan dosen, pedagang pasar, tokoh agama, wakil rakyat, pejabat negara, pegawai pemerintah, TNI, Polri, Satpol PP, pelayan publik (perangkat desa, BUMN, BUMD, pemadam kebakaran), transportasi publik, atlit, wartawan dan pelaku sektor pariwisata (staf hotel, restoran dan tempat wisata). Pemerintah menargetkan akan vaksinasi tahap kedua kepada 16,9 juta petugas layanan publik dan 21,5 juta lansia di seluruh Indonesia.
Adapun untuk tahapan registrasi nantinya, Nadia menyebut tidak harus menunggu SMS atau pemberitahuan dari aplikasi. Namun cukup datang ke fasilitas kesehatan (faskes) dan akan langsung terdaftar di sistem PCare yang sudah disediakan sebelumnya. Kendati masyarakat sebentar lagi akan mendapatkan vaksinasi, Nadia menghimbau bahwa upaya ini belum cukup. Penerapan protokol kesehatan dihimbau untuk tetap dilakukan masyarakat meski telah mendapatkan vaksinasi nantinya. “Vaksinasi, 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak) serta 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) merupakan satu rangkaian utuh yang tidak terpisahkan. Setelah vaksin kita tidak boleh kendor melaksanakan protokol kesehatan,” himbaunya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi