April 2019, utang luar negeri pemerintah tumbuh 3,4% menjadi US$ 186,7 miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) merilis posisi utang luar negeri (ULN) pemerintah pada April 2019 mencapai US$ 186,7 miliar. Posisi tersebut tercatat tumbuh 3,4% secara tahunan (yoy), melambat bila dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang tumbuh 3,6% yoy.

BI menjelaskan pengelolaan ULN pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan.

"Dengan porsi terbesar pada beberapa sektor produktif yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," jelas BI melalui rilisnya pekan lalu.


Adapun porsi terbesar ULN pemerintah digunakan untuk sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar US$ 35,1 miliar atau setara 18% dari total ULN pemerintah.  Kemudian, porsi terbesar kedua digunakan untuk sektor konstruksi sebesar US$ 30,5 miliar atau setara 16,3% dari total ULN pemerintah.

Sektor lain yang menyumbang ULN pemerintah kali ini adalah sektor jasa pendidikan sebesar US$ 29,43 miliar setara 15,8% dari total ULN pemerintah, sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial sebesar US$ 28,13 miliar setara 15,1% serta sektor jasa keuangan sebesar US$ 26,8 miliar atau setara 14,4% dari total ULN pemerintah.

Struktur ULN pemerintah tersebut tidak mengalami perubahan bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Berbeda dengan periode yang sama tahun sebelumnya, struktur ULN pemerintah dominan digunakan untuk sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial mencapai 72% dari total ULN pemerintah saat itu atau senilai US$ 130,1 miliar dari US$ 180,5 miliar.

Adapun, perlambatan pertumbuhan ULN pemerintah per April 2019 dipengaruhi oleh pembayaran pinjaman senilai US$ 0,6 miliar dan penurunan kepemilikan surat berharga negara (SBN) milik nonresiden senilai US$ 0,4 miliar. Penurunan kepemilikan SBN tersebut terjadi karena ketidakpastian di pasar keuangan global yang bersumber dari ketegangan perang dagang.

Secara rinci, posisi ULN pemerintah menurut jenis utang adalah pinjaman sebesar US$ 54,45 miliar dan surat utang sebesar US$ 132,24 miliar. Adapun surat utang tersebut terdiri dari SBN internasional sebesar US$ 64,68 miliar dan SBN domestik sebesar US$ 67,56 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi