KONTAN.CO.ID - TANGERANG. Pertumbuhan bisnis ritel di tanah air masih tetap positif. Meski pertumbuhan ini melambat dibandingkan tahun lalu. "Ritel itu masih tumbuh, tapi melambat. Selama semester satu kami hanya tumbuh sekitar 4%. Kami harapkan di semester II ini minimal sama dengam semester 1 atau lebih sedikit. Tapi perkiraan kami masih rendah dibandingkan tahun lalu yang di sekitar 6%-7%," ungkap Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey kepada Kontan.co.id pada Sabtu (18/11). Roy bilang faktor utama perlambatan bisnia ritel karena adanya pengaruh perubahan perilaku konsumen. Roy menyatakan produtivitas masyarakat menengah ke bawah masih rendah. Hal ini membatasi masyarakat untuk melakukan konsumsi. Sedangkan pada masyarakat menegah ke atas cenderung mengunakan bujet untuk kuliner dan kebutuhan lainnya.
Aprindo: Bisnis e-commerce bukan ancaman ritel
KONTAN.CO.ID - TANGERANG. Pertumbuhan bisnis ritel di tanah air masih tetap positif. Meski pertumbuhan ini melambat dibandingkan tahun lalu. "Ritel itu masih tumbuh, tapi melambat. Selama semester satu kami hanya tumbuh sekitar 4%. Kami harapkan di semester II ini minimal sama dengam semester 1 atau lebih sedikit. Tapi perkiraan kami masih rendah dibandingkan tahun lalu yang di sekitar 6%-7%," ungkap Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey kepada Kontan.co.id pada Sabtu (18/11). Roy bilang faktor utama perlambatan bisnia ritel karena adanya pengaruh perubahan perilaku konsumen. Roy menyatakan produtivitas masyarakat menengah ke bawah masih rendah. Hal ini membatasi masyarakat untuk melakukan konsumsi. Sedangkan pada masyarakat menegah ke atas cenderung mengunakan bujet untuk kuliner dan kebutuhan lainnya.