JAKARTA. Fenomena minimarket yang melebarkan sayap menjadi kafe dan pusat hiburan atau sebaliknya diharapkan bisa disikapi oleh pemerintah. Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Tutum Rahanta, kepada Kompas, Selasa (21/2/2012) di Jakarta. Tutum menjelaskan, fenomena muncul kafe dan pusat hiburan mirip dengan minimarket itu karena regulasi yang ada, tidak mampu beradaptasi. Selain itu, persepsi antara pemerintah daerah dan pusat berbeda. Perbedaan persepsi ini menurutnya harus segera diselesaikan, agar tidak terjadi tumpang tindih atau kontradiksi aturan. "Harus diakui pertumbuhan ritel saat ini memang pesat. Tuntutan konsumen membuat pengelola ritel harus berinovasi. Misalnya, dari minimarket menjadi kafe dan pusat hiburan, atau sebaliknya. Perkembangan tersebut tentunya harus disikapi," kata Tutum.
Aprindo: Harus ada kesamaan definisi minimarket
JAKARTA. Fenomena minimarket yang melebarkan sayap menjadi kafe dan pusat hiburan atau sebaliknya diharapkan bisa disikapi oleh pemerintah. Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Tutum Rahanta, kepada Kompas, Selasa (21/2/2012) di Jakarta. Tutum menjelaskan, fenomena muncul kafe dan pusat hiburan mirip dengan minimarket itu karena regulasi yang ada, tidak mampu beradaptasi. Selain itu, persepsi antara pemerintah daerah dan pusat berbeda. Perbedaan persepsi ini menurutnya harus segera diselesaikan, agar tidak terjadi tumpang tindih atau kontradiksi aturan. "Harus diakui pertumbuhan ritel saat ini memang pesat. Tuntutan konsumen membuat pengelola ritel harus berinovasi. Misalnya, dari minimarket menjadi kafe dan pusat hiburan, atau sebaliknya. Perkembangan tersebut tentunya harus disikapi," kata Tutum.