KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey menyatakan bahwa masuknya ritel-ritel China ke pasar Indonesia tidak akan menghambat perkembangan ritel lokal. Justru dengan banyaknya pemain, ini akan membuka persaingan yang lebih terbuka sehingga peritel lokal juga bisa meningkatkan produktivitas. “Jadi kalau kami di asosiasi (Aprindo) punya anggota itu tidak hanya berasal dari lokal. Kami punya anggota juga yang masuk ke Indonesia dengan investasi, menyerap tenaga kerja lokal, kemudian tokonya diisi dengan hasil UMKM kita, serta siap mengikuti regulasi pemerintah dan bergabung dengan Aprindo,” jelas Roy saat dihubungi Kontan, Jumat (15/09). Untuk diketahui, beberapa tahun terakhir beberapa ritel China mulai masuk ke Indonesia dan ekspansi dalam bentuk menambah gerai di berbagai kota.
Contohnya Miniso, meski sempat membranding diri sebagai produk Jepang, Miniso adalah asli merupakan produk buatan China yang berdiri pada tahun 2013 di Guangzhou, China. Dan memutuskan ekspansi ke Indonesia setelah 3 tahun berdiri.
Baca Juga: Ritel Asing Menyerbu Pasar Indonesia, Begini Kata Kadin Setelah hampir 7 tahun di Indonesia, dilansir dari Shanghaiist, kini Miniso telah membuka lebih dari 200 toko di Indonesia yang mencakup lebih dari 90 kota. Di antara pasar luar negeri Miniso, kontribusi pendapatan Miniso Indonesia secara konsisten berada di peringkat lima besar. Tahun ini, kinerja pasar Indonesia terus tumbuh secara stabil. Kemudian ada pula Usupso, sekilas namanya memang mirip dengan Miniso. Ternyata tak hanya nama, brand yang satu ini juga memiliki lambang dan barang-barang sejenis yang dijual Miniso untuk dipasarkan. Brand yang kantor pusatnya berada di Guangzhou, Tiongkok selatan, dan kedua pendirinya adalah orang Tionghoa ini sudah hadir di Indonesia sejak April 2017 dengan membuka toko pertamanya yang berlokasi di Cibinong, Bogor. Saat ini Usupso sudah membuka 58 toko yang tersebar di lebih di 30 kota besar dan kecil di Indonesia. Selain Miniso dan Usupso, ada pula KKV. Mungkin banyak yang terkecoh dengan retail yang satu ini karena ada huruf ‘K’ di depannya, dan mengira brand yang satu ini berasal dari Korea Selatan. Nyatanya KKV berasal dari China, dengan kantor pusatnya terletak di Dongguan, Provinsi Hebei dengan
founder dan CEO bernama Wu Yuening. Per-Juli 2023, dalam tiga tahun ekspansi ke Indonesia, KKV sudah memiliki total 31 toko. Lebih lanjut, Roy mengatakan kehadiran ritel-ritel dari negeri tirai bambu ini adalah satu keniscayaan serta membangkitkan terobosan baru yang bagi peritel-peritel yang sudah lebih lama, yaitu baik peritel lokal maupun peritel campuran. “Sejauh mereka yang masuk memenuhi regulasi yang berlaku dan mereka menyerap tenaga kerja dalam hal ini menyerap UMKM alias produk lokal kita, serta mereka sadar bahwa di Indonesia ada asosiasi peritel juga seperti Aprindo, maka kami berpandangan sejauh ini sehat-sehat saja,” ungkapnya. Roy menjelaskan pula, masuknya peritel dari China juga akan memberi dorongan lebih cepat kepada peritel lokal agar dapat mengakselerasikan perubahan-perubahan yang terjadi di pasar global. “Baik perubahan akibat digitalisasi, atau perubahan budaya konsumen yang mendorong adanya perubahan bisnis model dan seterusnya. Positif saja, selama peritel asing mengikuti Undang-undang yang berlaku,” ungkap dia.
Baca Juga: Simalakama Hari Libur Bertambah di Tahun 2024 Roy menambahkan sebenarnya masuknya para peritel asing di Indonesia juga memiliki pola yang sama dengan langkah beberapa peritel lokal yang mencoba ekspansi ke luar negeri. “Harus kita akui, bahwa sekarang ada juga anggota Aprindo yang dari lokal ya sedang ekspansi ke luar negeri. Contohnya anggota Aprindo, Alfamart, itu sudah ekspansi 1.500 lebih gerai ke Filipina,” kata dia. Menurutnya dalam era globalisasi yang dibutuhkan sekarang ini adalah sinergi dan kolaborasi, bukan lagi eksklusifitas.
“Justru yang eksklusif ini yang akan punah. Semakin global kita, seharusnya semakin tinggi empati kita untuk bersinergi dan berkolaborasi,” katanya. Dalam hal penyerapan tenaga kerja, peritel-peritel asing ungkap dia juga berhasil menyerap banyak tenaga kerja asli Indonesia, ini berdampak positif pula pada pengurangan pengangguran. “Untuk datanya kami memang belum hitung secara spesifik, tapi kita ketahuilah bahwa peritel asing yang masuk ke Indonesia itu yang bekerja 96-97 persen itu orang lokal. Sisanya 2-3 persen mungkin bagian teknologi, ahli manajemen, itu baru principal mereka,” ungkapnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .