Aprindo sebut sebagian besar wamen tidak sesuai dengan latarbelakangnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah melantik menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga melantik wakil menteri, Jumat (25/10). Ada 12 orang yang menjabat sebagai wakil menteri di 11 kementerian.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta menilai, pemilihan wakil menteri sebagian besar diambil dari kalangan partai politik. Ia mengaku tidak keberatan, selama para wakil menteri bisa bekerja secara profesional demi kepentingan seluruh masyarakat.

Baca Juga: Jadi wamen BUMN, Kartika rela kehilangan gaji Rp 3,6 miliar per bulan di Bank Mandiri


Di sisi lain, Tutum mengatakan ada beberapa wakil menteri yang penempatannya kurang tepat, jika dilihat dari latar belakang sepak terjangnya.

"Ya sekitar 60% - 70% yang kira-kira kurang pas karena tidak sesuai dengan latar belakang dan kapasitasnya. Tapi masih ada sekitar 30% - 40% yang memang sudah sesuai," ungkapnya pada Kontan.co.id, Jumat (25/10).

Meski demikian, Tutum mengatakan dari sisi pengusaha tetap mencoba optimis dan memberi waktu para wakil menteri untuk bekerja. Ia berharap, para wakil menteri ini bisa mendorong menteri-menteri mempercepat laju kebijakan, khususnya di sektor perekonomian. Jangan sampai kebijakan yang dibuat justru hanya tertuju pada kepentingan politik.

Baca Juga: Budi Gunadi Sadikin jadi Wakil Menteri BUMN, begini tanggapan Inalum

"Kita ini sebenarnya sudah tidak punya waktu lagi hanya untuk ribut-ribut soal politik. Siapapun wakil menteri dan menterinya harus membuat kebijakan strategis untuk mempercepat laju perekonomian," tandasnya.

Menurut Tutum, para wakil menteri juga perlu diberikan ruang dan waktu untuk menjalankan tugas-tugas mereka terlebih dahulu. Apabila terdapat hambatan dan ganjalan di tengah jalan, maka perlu ada kritikan dan masukan, termasuk dari kalangan pengusaha. "Kita optimistis saja dulu, kalau para wakil menteri butuh masukan dan saran, Aprindo siap," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto