JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menganggap tidak ada persaingan antara minimarket dan supermarket. Selain itu, Aprindo juga menampik klaim bahwa masifnya ekspansi minimarket membuat penurunan penjualan di gerai supermarket. Tutum Rahanta, Wakil Ketua Umum Aprindo mengatakan varian produk yang dijajakan di gerai supermarket dan minimarket berbeda. Selain itu, pangsa pasar dari kedua jenis gerai ritel itu juga berbeda. Oleh karenanya tidak ada persaingan antara kedua gerai tersebut. "Persaingan tidak ada kata ideal, masing-masing sudah punya konsep dan target market sendiri. Balik lagi ke strategi peritel sambil mengikuti perubahan konsumen," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (25/7). Tutum juga menganggap kehadiran minimarket tidak membuat supermarket sepi. Kembali lagi, menurutnya di sektor ritel kembali lagi soal segmen yang dituju serta strategi yang dilakukan. "Tidak juga (minimarket lebih ramai), tergantung wilayah dan marketnya. Kan memang produknya juga beda, tergantung apa yang mau dibeli (pelanggan)," lanjutnya. Aloysius Santosa, Hubungan Investor PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) menganggap persaingan minimarket dengan supermarket tidak mengganggu bisnisnya. Seperti diketahui, selain memiliki gerai departement store, RALS juga memiliki gerai supermarket sebagai bisnis pendukung. Justru, kehadiran minimarket yang masif membuat RALS semakin inovatif untuk mengembangkan bisnisnya. Menurutnya, saat ini persaingan bisa memunculkan keunggulan komparatif masing-masing. Hal ini justru akan memberikan keuntungan bagi pelanggan. "Minimarket itu ancaman yang bikin kami harus lebih inovatif dalam berusaha," ujarnya kepada KONTAN, Senin (24/7). Satria Hamid Ahmadi, Corporate Communications General Manager PT Trans Retail Indonesia mengaku siap bersaing sehat memperebutkan pasar.
Aprindo: Supermarket dan minimarket tidak bersaing
JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menganggap tidak ada persaingan antara minimarket dan supermarket. Selain itu, Aprindo juga menampik klaim bahwa masifnya ekspansi minimarket membuat penurunan penjualan di gerai supermarket. Tutum Rahanta, Wakil Ketua Umum Aprindo mengatakan varian produk yang dijajakan di gerai supermarket dan minimarket berbeda. Selain itu, pangsa pasar dari kedua jenis gerai ritel itu juga berbeda. Oleh karenanya tidak ada persaingan antara kedua gerai tersebut. "Persaingan tidak ada kata ideal, masing-masing sudah punya konsep dan target market sendiri. Balik lagi ke strategi peritel sambil mengikuti perubahan konsumen," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (25/7). Tutum juga menganggap kehadiran minimarket tidak membuat supermarket sepi. Kembali lagi, menurutnya di sektor ritel kembali lagi soal segmen yang dituju serta strategi yang dilakukan. "Tidak juga (minimarket lebih ramai), tergantung wilayah dan marketnya. Kan memang produknya juga beda, tergantung apa yang mau dibeli (pelanggan)," lanjutnya. Aloysius Santosa, Hubungan Investor PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) menganggap persaingan minimarket dengan supermarket tidak mengganggu bisnisnya. Seperti diketahui, selain memiliki gerai departement store, RALS juga memiliki gerai supermarket sebagai bisnis pendukung. Justru, kehadiran minimarket yang masif membuat RALS semakin inovatif untuk mengembangkan bisnisnya. Menurutnya, saat ini persaingan bisa memunculkan keunggulan komparatif masing-masing. Hal ini justru akan memberikan keuntungan bagi pelanggan. "Minimarket itu ancaman yang bikin kami harus lebih inovatif dalam berusaha," ujarnya kepada KONTAN, Senin (24/7). Satria Hamid Ahmadi, Corporate Communications General Manager PT Trans Retail Indonesia mengaku siap bersaing sehat memperebutkan pasar.