KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (ApsyFi) menilai, penutupan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) sebagai bukti kegagalan pemerintah dalam mengelola industri tekstil dan produk tekstil (TPT) selama satu dekade terakhir. Ketua Umum ApsyFi Redma Gita Wiraswasta menegaskan bahwa berhentinya operasional Sritex akan melemahkan ekosistem industri tekstil nasional, mengingat perusahaan ini memiliki peran strategis dari hulu hingga hilir. "Sritex memiliki pengolahan bahan baku seperti rayon, yang sudah ambruk sejak 2023. Mereka juga ada di bagian midstream yang memproduksi benang dan kain. Ketika bagian tengah ini collapse, serapan bahan baku di industri hulu berkurang dan otomatis supply ke industri hilir pun terganggu," jelas Redma saat dihubungi Kontan, Minggu (2/3).
ApsyFi: Jatuhnya Sritex Berpotensi Melemahkan Rantai Industri TPT
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (ApsyFi) menilai, penutupan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) sebagai bukti kegagalan pemerintah dalam mengelola industri tekstil dan produk tekstil (TPT) selama satu dekade terakhir. Ketua Umum ApsyFi Redma Gita Wiraswasta menegaskan bahwa berhentinya operasional Sritex akan melemahkan ekosistem industri tekstil nasional, mengingat perusahaan ini memiliki peran strategis dari hulu hingga hilir. "Sritex memiliki pengolahan bahan baku seperti rayon, yang sudah ambruk sejak 2023. Mereka juga ada di bagian midstream yang memproduksi benang dan kain. Ketika bagian tengah ini collapse, serapan bahan baku di industri hulu berkurang dan otomatis supply ke industri hilir pun terganggu," jelas Redma saat dihubungi Kontan, Minggu (2/3).