KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) menilai, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mulai memperlihatkan tren pemulihan meski belum signifikan. Ketua Umum APSyFI Redma Gita Wirawasta mengatakan, setelah terbitnya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 3 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor tampak ada peningkatan aktivitas penjualan di sektor hilir TPT. Apalagi, beleid tersebut berlaku mulai 10 Maret yang berdekatan dengan awal Ramadan. Sayangnya, APSyFI turut memperoleh informasi bahwa penjualan produk TPT di sektor hulu dan antara belum ada peningkatan signifikan. Alhasil, momen Ramadan pun dinilai belum bisa memberi dampak masif terhadap kinerja tahunan industri TPT.
Baca Juga: Ada Pengetatan Impor, APSYFI Optimistis Kinerja Industri TPT Kembali Tumbuh “Pengaruh Permendag No. 3/2024 baru terjadi untuk late order Lebaran di sebagian industri hilir tekstil, namun tampak terlihat penjualan bulanan mulai tumbuh positif,” kata Redma, Kamis (4/4). Secara umum, Permendag No. 3/2024 berdampak dalam mencegah impor produk TPT ilegal yang masuk melalui modus layanan jasa titip (jastip) dan barang kiriman. Hanya saja, aturan tersebut masih menimbulkan celah lantaran masih adanya impor produk TPT ilegal melalui mekanisme impor borongan. Para produsen TPT sendiri masih berharap pasar domestik akan terus membaik dengan adanya aturan baru terkait kebijakan impor. Pengusaha TPT belum bisa berharap banyak pada pasar ekspor yang masih mengalami perlambatan permintaan seiring ketidakpastian kondisi geopolitik dan ekonomi global, terutama di negara-negara tujuan ekspor.