APSyFI: Relokasi Produksi Global Bisa Jadi Momentum Industri Tekstil



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri tekstil nasional mulai menunjukkan tanda-tanda pergerakan menuju pemulihan. Salah satunya ditandai oleh langkah PT Duniatex yang mulai merekrut kembali ribuan karyawan, diduga termasuk tenaga kerja yang sebelumnya sempat dirumahkan.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta mengatakan, rekrutmen kembali ini sejalan dengan tren relokasi basis produksi global ke negara-negara dengan tarif ekspor lebih rendah.

"Dengan kondisi perang dagang ini, bukan hanya perdagangan yang berubah. Ada juga tren relokasi basis produksi yang berpotensi masuk ke Indonesia," ujarnya kepada Kontan, Senin (5/5).


Baca Juga: Apsyfi: Efek Tarif Trump, Industri Hulu Tekstil Siap Investasi US$ 250 juta

Redma menyebut, relokasi dan reaktivasi industri ini akan menjadi pendorong pertumbuhan dalam beberapa bulan ke depan. Pasalnya, langkah ini mendorong perusahaan yang sebelumnya menurunkan kapasitas untuk kembali menggeliat dan menyerap tenaga kerja.

Namun begitu, ia mengingatkan bahwa peta permainan industri juga berubah. "Masih akan ada perusahaan yang melakukan PHK atau bahkan menutup pabrik. Tapi di sisi lain, juga ada yang kembali aktif dan merekrut karyawan," jelasnya.

Baca Juga: API dan APSyFI: Tata Kelola Ekspor Impor Indonesia Perlu Diperbaiki

Menurutnya, agar Indonesia bisa mengambil manfaat dari trend relokasi ini, perlu ada dorongan kebijakan dari pemerintah. Tujuannya, memastikan basis produksi benar-benar berpindah ke dalam negeri, sehingga mampu memperkuat ekosistem industri tekstil nasional secara menyeluruh.

Baca Juga: APSyFI: Kebijakan Tarif Impor AS Bisa Jadi Peluang Industri TPT, Asal Lakukan Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News