JAKARTA. Maraknya kampanye antirokok yang mengatakan petani tembakau di Indonesia merugi, disanggah oleh Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI). Sebelumnya, hasil penelitian Muhammadiyah Tobacco Control Center, Majelis Pembina Kesehatan Umum PP Muhammadiyah, dan Indonesian Institute for Social Development, mengatakan bahwa pertanian tembakau tidaklah menguntungkan dan sangat dimonopoli oleh industri tembakau. Organisasi tersebut juga merekomendasikan agar para petani tembakau beralih ke tanaman lain. Menurut Soeseno, pihak-pihak yang mengatakan petani tembakau merugi itu salah besar. Ia mengestimasikan untuk satu hektar lahan bisa menghasilkan 2,2 ton, sehingga dipastikan setiap satu hektar bisa mendapatkan sekitar Rp 88 juta. "Itu jelas menguntungkan," ujar Ketua Umum APTI Soeseno, Rabu (4/11).
APTI: Pertanian tembakau menguntungkan
JAKARTA. Maraknya kampanye antirokok yang mengatakan petani tembakau di Indonesia merugi, disanggah oleh Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI). Sebelumnya, hasil penelitian Muhammadiyah Tobacco Control Center, Majelis Pembina Kesehatan Umum PP Muhammadiyah, dan Indonesian Institute for Social Development, mengatakan bahwa pertanian tembakau tidaklah menguntungkan dan sangat dimonopoli oleh industri tembakau. Organisasi tersebut juga merekomendasikan agar para petani tembakau beralih ke tanaman lain. Menurut Soeseno, pihak-pihak yang mengatakan petani tembakau merugi itu salah besar. Ia mengestimasikan untuk satu hektar lahan bisa menghasilkan 2,2 ton, sehingga dipastikan setiap satu hektar bisa mendapatkan sekitar Rp 88 juta. "Itu jelas menguntungkan," ujar Ketua Umum APTI Soeseno, Rabu (4/11).