JAKARTA. Pemerintah sepertinya hanya menggenjot produksi pangan padi, kedelai dan jagung untuk bisa mencapai swasembada. Namun, pangan lain seperti gandum dikesampingkan. Padahal kebutuhan gandum setiap tahunnya naik cukup tinggi yakni mencapai 300.000 ton sampai 350.000 ton. Oleh karenanya, jika tidak dimulai untuk meningkatkan produksi gandum, dikhawatirkan gandum akan menjadi menyumbang defisit perdagangan. Ratna Sari Lopies, Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) menuturkan, ada tiga faktor yang membuat konsumsi gandum terus mengalami kenaikan. Pertama, kenaikan kebutuhan gandum terjadi sejalan dengan trend kenaikan konsumsi pangan sebesar 6% sampai 7%.
Aptindo minta gandum masuk program swasembada
JAKARTA. Pemerintah sepertinya hanya menggenjot produksi pangan padi, kedelai dan jagung untuk bisa mencapai swasembada. Namun, pangan lain seperti gandum dikesampingkan. Padahal kebutuhan gandum setiap tahunnya naik cukup tinggi yakni mencapai 300.000 ton sampai 350.000 ton. Oleh karenanya, jika tidak dimulai untuk meningkatkan produksi gandum, dikhawatirkan gandum akan menjadi menyumbang defisit perdagangan. Ratna Sari Lopies, Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) menuturkan, ada tiga faktor yang membuat konsumsi gandum terus mengalami kenaikan. Pertama, kenaikan kebutuhan gandum terjadi sejalan dengan trend kenaikan konsumsi pangan sebesar 6% sampai 7%.