KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Konflik yang terjadi di Laut Merah serta pendangkalan Terusan Panama dikhawatirkan bakal memberi dampak kepada kondisi impor dan pasokan gandum di Indonesia. Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Ratna Sari Lopis menepis kekhawatiran tersebut. Ratna mengungkapkan ketersediaan pasokan (Gandum dan jagung) masih aman meskipun ada kabar kenaikan tarif jasa angkutan kapal atau
freight rate akibat krisis laut merah.
Baca Juga: Menilik Dampak Pelemahan Rupiah Terhadap Industri Tepung Terigu "Secara ketersediaan kita di Indonesia masih aman.Isu di laut merah, kapal kabarnya ada tambahan
cost karena jalur lebih panjang," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Selasa (16/1). Pasalnya, kata dia, Negara Australia merupakan pemasok terbesar biji gandum dan meslin ke Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dicatatkan Impor gandum dan meslin pada periode Januari-Oktober 2023 pun ada yang berasal dari Rusia sebanyak 491.380 ton, dari yang sebelumnya pada periode Januari-Oktober 2022 tidak ada impor sama sekali dari negara itu untuk komoditas tersebut. Porsi untuk negara lain, selain lima negara terbesar pemasok gandum ke Indonesia itu menyumbang volume impor seberat 1,45 juta ton pada Januari-Oktober 2023, atau turun 51,51% dari periode yang sama tahun lalu seberat 3 juta ton.
Baca Juga: Aptindo Klaim Industri Tepung Terigu Tidak Terpengaruh Pelemahan Rupiah Untuk itu, Ratna menjamin pasokan gandum dan jagung tidak ada gangguan akibat krisis laut merah tersebut. "Indonesia jarang beli gandum dari Gulf, biasanya dari Pacific North West, jadi aman. Import dari Black Sea, EU bisa berdampak," pungkasnya. Sebelumnya, Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners' Association (INSA) Carmelita Hartoto memastikan bahwa pendangkalan terusan panama dan krisis geopolitik di terusan suez yang membuat pembengkakan biaya logistik tidak terlalu berdampak bagi Indonesia.
"Akibatnya terhambat ekspor biji-bijian Amerika Serikat ke Asia. karena quota terusan panama diprioritaskan untuk kapal
container dan
passenger. Operator lebih memilih menunggu quota daripada menempuh rute yang jauh daripada yang berbiaya tinggi," ungkapnya.
Baca Juga: China Cabut Tarif Anti Dumping Impor Gandum Asal Australia "Tidak terlalu berdampak bagi Indonesia, karena impor gandum Indonesia dari USA hanya sedikit. Yang terbesar dari Australia," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli