KONTAN.CO.ID - RIYADH/DUBAI - Arab Saudi telah meminta Amerika Serikat untuk menahan diri dalam menanggapi serangan kelompok Houthi Yaman terhadap kapal-kapal di Laut Merah. Dua orang sumber kantor berita Reuters yang mengetahui pemikiran Saudi, mengungkapkan, permintaan ini seiring dengan upaya Riyadh untuk membendung dampak perang Hamas-Israel. Kelompok Houthi merupakan kombatan yang disebut-sebut Barat telah bersekutu dengan Iran. Mereka telah terlibat dalam konflik yang telah menyebar ke seluruh Timur Tengah, terutama sejak meletusnya perang Israel melawan pejuang Hamas, pada 7 Oktober. Bentuk dukungan Houthi kepada pejuang kemerdekaan Palestina Hamas dilakukan dengan menyerang kapal-kapal Barat dan Israel, yang melintas di jalur pelayaran penting. Mereka juga mengerahkan drone serta untuk menyerang, dan menembakkan rudal ke arah wilayah pendudukan Israel.
Houthi merupakan kelompok yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman. Mereka mengatakan serangan terhadap simbol Barat adalah bentuk dukungan terhadap Palestina. Mereka berjanji akan terus melakukan serangan tersebut sampai Israel menghentikan serangannya di Jalur Gaza – lebih dari 1.000 mil dari pusat kekuasaan mereka di Sanaa. Houthi adalah salah satu dari beberapa kelompok dalam “Poros Perlawanan” yang bersekutu dengan Iran dan telah menyerang sasaran-sasaran Israel dan AS sejak awal konflik pada 7 Oktober, ketika sekutu mereka dari Palestina, Hamas, memicu perang dengan menyerang Israel. Peran Houthi telah menambah risiko konflik regional menjadi meluas, dan dikhawatirkan mengancam jalur laut yang dilalui sebagian besar minyak dunia. Negara-negara di Laut Merah yang pro barat mengkhawatirkan roket dan drone Houthi terus terbang menuju Israel. Arab Saudi merupakan eksportir minyak terbesar dunia. Saat ini mereka sangat waspada ketika rudal Houthi ditembakkan ke wilayahnya. Ketika Houthi meningkatkan serangan terhadap pelayaran selama beberapa minggu terakhir, dua sumber yang mengetahui pemikiran Saudi mengatakan bahwa Riyadh pesan agar Amerika Serikat untuk menahan diri dengan tujuan untuk menghindari eskalasi perang lebih besar. Arab Saudi sejauh ini senang dengan cara Amerika Serikat menangani situasi ini, tambah sumber tersebut. “Mereka menekan Amerika mengenai hal ini dan mengapa konflik Gaza harus dihentikan,” kata salah satu sumber. Gedung Putih menolak berkomentar.
Pemerintah Saudi tidak menanggapi permintaan komentar melalui email mengenai diskusi tersebut. Ketika Arab Saudi mendesak gencatan senjata untuk menghentikan apa yang disebutnya sebagai “perang biadab” di Gaza, diplomasi Arab Saudi mencerminkan kebijakan yang lebih luas. Langkah diplomasi ini bertujuan untuk meningkatkan stabilitas regional setelah bertahun-tahun berkonfrontasi dengan Iran dan sekutunya. Berfokus pada perluasan dan diversifikasi ekonomi Saudi, Riyadh tahun ini menormalisasi hubungan dengan Teheran dan berusaha keluar dari perang yang telah dilancarkan dengan Houthi di Yaman selama hampir sembilan tahun. Sumber tersebut mengatakan Arab Saudi berusaha untuk memajukan proses perdamaian Yaman bahkan ketika perang berkecamuk di Gaza, karena khawatir hal itu dapat gagal. Yaman telah menikmati lebih dari satu tahun relatif tenang di tengah pembicaraan damai langsung antara pejabat Saudi dan Houthi. Serangan Houthi selama perang Hamas-Israel telah meningkatkan profil mereka di kubu yang berpihak pada Iran yang juga mencakup Hamas, Hizbullah Lebanon, dan milisi yang didukung Iran di Irak. Houthi telah muncul sebagai kekuatan militer besar di Semenanjung Arab, dengan puluhan ribu pejuang dan persenjataan besar berupa rudal balistik dan drone bersenjata. Sumber-sumber senior di kubu yang bersekutu dengan Iran mengatakan kepada Reuters bahwa serangan Houthi adalah bagian dari upaya untuk memberikan tekanan pada Washington agar Israel menghentikan serangan terhadap Gaza, sebuah tujuan yang sama antara Iran dengan Arab Saudi dan negara-negara lain di kawasan. Salah satu sumber, yang berbasis di Teheran, mengatakan perwakilan Houthi telah membahas serangan mereka dengan para pejabat Iran selama pertemuan di Teheran pada bulan November, setuju untuk melakukan tindakan dengan cara yang “terkendali” yang akan membantu memaksa diakhirinya perang Gaza. . Sumber tersebut telah diberitahu tentang masalah ini.
Sumber lain mengatakan Teheran tidak bermaksud melakukan “perang habis-habisan di kawasan” yang akan berisiko melibatkan Iran secara langsung. Juru bicara Houthi tidak menanggapi permintaan komentar. Iran membantah terlibat dalam serangan itu. Para pejabat Iran tidak menanggapi permintaan komentar mengenai serangan Houthi.
Menembak jatuh drone UAV
Amerika Serikat dan Inggris mengutuk serangan terhadap kapal-kapal tersebut, dan menyalahkan Iran atas perannya dalam mendukung Houthi. Namun Teheran membantah dan mengatakan sekutunya mengambil keputusan secara independen. Dalam salah satu insiden terbaru, tiga kapal komersial Inggris diserang di perairan internasional pada hari Minggu. Kelompok Houthi mengatakan mereka telah menembaki apa yang mereka katakan sebagai dua kapal Israel. Israel membantah adanya hubungan dengan kapal-kapal tersebut. Kapal perusak Angkatan Laut AS, USS Carney, yang berjaga-jaga di Laut Merah akhirnya ikut cawe-cawe dengan menembak jatuh tiga drone yang diduga milik pejuang Houthi. Tentara AS merespon ini saat menjawab panggilan darurat dari kapal-kapal tersebut, yang menurut militer AS terhubung dengan 14 negara berbeda. Pentagon mengatakan pada hari Senin bahwa USS Carney telah mengambil tindakan ketika sebuah pesawat tak berawak sedang menuju ke arahnya, namun mereka tidak dapat menilai apakah kapal perang tersebut adalah target yang dituju. Juru bicara Pentagon, Sabrina Singh, tidak lagi menggunakan kata-kata yang dapat mengindikasikan adanya pembalasan AS terhadap kelompok Houthi.
Ketika ditanya apakah Amerika Serikat mungkin akan membalas, Singh mengatakan: "Jika kami memutuskan untuk mengambil tindakan terhadap Houthi, tentu saja hal itu akan terjadi pada waktu dan tempat yang kami pilih." Seorang diplomat Iran mengatakan Teheran dan Washington telah bertukar pesan melalui perantara mengenai serangan Houthi sejak dimulainya konflik antara pejuang Hamas melawan tentara pendudukan Israel. Diplomat tersebut, yang terlibat dalam pertukaran pesan tersebut, mengatakan keduanya menyerukan untuk menahan diri. Iran pada hari Selasa membantah berperan dalam serangan atau tindakan terhadap pasukan AS.
Editor: Syamsul Azhar