RIYADH. Pelemahan harga minyak dunia yang menjadi urat nadi perekonomian, menyebabkan Arab Saudi harus berpikir ekstra keras merilis kebijakan yang kondusif demi mendorong pertumbuhan ekonomi negara itu.

Salah satunya melalui kebijakan perbankan terkait batasan porsi pinjaman. Dua orang sumber Bloomberg yang mengetahui rencana ini menjelaskan bahwa Badan Moneter Arab Saudi atau Saudi Arabian Monetary Agency (SAMA) memutuskan melonggarkan rasio pinjaman kredit terhadap jumlah simpanan atau biasa disebut loan to deposit ratio (LDR).

Seperti diberitakan Bloomberg, Minggu (14/2), mengutip pernyataan seorang sumber, batasan LDR baru perbankan di Arab Saudi akan dilonggarkan dari sebelumnya 85% menjadi 90%.

Kartu Debit KB Bank Catat Pertumbuhan Transaksi Tertinggi di Jaringan ATM Bersama

Kebijakan tersebut, kata sumber Bloomberg, diambil atas permintaan dari lembaga bendahara negara atau committee of treasurers. Badan ini menilai perlu langkah terobosan untuk menyiasati kekeringan likuiditas yang terjadi di negara itu.

Asal tahu saja, suku bunga pinjaman antar bank di Arab Saudi dalam tiga bulan terakhir menanjak ke level 1,73% per 3 Februari 2016. Jumlah ini, menurut catatan Bloomberg menjadi angka tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.

Hal itu terjadi di tengah upaya Arab Saudi menggenjot kredit demi mendorong pertumbuhan ekonomi. Pihak Saudi Arabian Monetary Agency belum merespon konfirmasi yang dilakukan Bloomberg.

John Sfakianakis, ekonom yang bertugas di Riyadh mengatakan, langkah tersebut bernilai positif untuk meningkatkan keyakinan pasar. "Saudi Arabian Monetary Agency sebelumnya telah mengatakan akan mengambil langkah tertentu untuk meningkatkan pasokan likuiditas bagi private sector," tutur Sfakianakis.

Merujuk data Bank Sentral Arab Saudi, hingga akhir Desember 2015, rata-rata LDR perbankan di Arab Saudi sudah menyentuh batas atas ketentuan sebesar 85%. LDR tersebut meningkat dari posisi akhir 2014 sebesar 80%.

Aqib Mehboob, analis senior Saudi Fransi Capital mengatakan, sebanyak lima dari 11 bank besar di Arab Saudi telah melampaui batasan LDR yang sebesar 85%.

Mehboob memperkirakan, tahun ini Pemerintah Arab Saudi akan menjual surat utang senilai 120 miliar riyal. Jumlah ini meningkat dari tahun lalu yang sebanyak 98 miliar riyal.

Dana itu akan digunakan untuk menutup defisit anggaran pemerintah, yang menurut prediksi Dana Moneter Internasional (IMF) bisa mencapai 14% dari PDB Arab Saudi tahun ini.