Arab Saudi Target KAEF Selanjutnya



JAKARTA. Setelah Malaysia, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) kembali membidik beberapa negara lain untuk memasarkan produk-produk farmasi. Negara-negara yang dimaksud antara lain Vietnam, Myanmar, dan Arab Saudi. Skema ekspansi yang akan dilakukan sama seperti yang dilakukan KAEF di Malaysia.

Skema yang dimaksud adalah dengan menggandeng perusahaan farmasi lokal. Djoko Rusdianto, Sekretaris Perusahaan Kimia Farma mengatakan, perusahaan akan menemukan kesulitan masuk jika melenggang sendiri, tanpa menggandeng perusahaan lokal. "Kami masih dalam tahap pencarian mitra lokal," ujar dia saat dihubungi KONTAN, Rabu (10/7).

Seperti halnya di Malaysia, BUMN farmasi ini rencananya akan membangun jaringan apotek di beberapa negara. Djoko belum bisa memastikan realisasi rencana tersebut. Namun, sebelumnya, manajemen KAEF berharap, setidaknya perusahaan bisa membuka satu apotek di Vietnam pada akhir tahun ini. Nilai investasi untuk membuka satu apotek sekitar Rp 1,5 miliar. Jika berhasil, KAEF ingin membuka lima apotek hingga 10 apotek lagi di Vietnam.


Sementara itu, untuk ekspansi di Arab Saudi, perusahaan itu membidik Makkah dan Madinah sebagai target pasar. Di tengah menyiapkan rencana ekspansi ke Vietnam, Myanmar, dan Arab Saudi, KAEF tetap fokus membuka tiga apotek di Malaysia. Untuk membangun apotek di Malaysia, Kimia Farma telah bekerja sama dengan perusahaan farmasi setempat, yaitu Averroes Pharmaceutical Sdn. Bhd.

Kepemilikan saham KAEF di apotek ini sebesar 30%, sedangkan sisanya dikuasai Averroes. Manajemen Kimia Farma menyiapkan dana sekitar Rp 20 miliar untuk tiga apotek itu. Ketiga apotek tersebut terletak di wilayah Shah Alam, Bukit Bintang, dan Damansalah. Satu apotek yang telah resmi beroperasi sejak awal Juli 2013 ini adalah yang terletak di Shah Alam, Kuala Lumpur.

Tender e-catalog

Rencananya, akan ada 16 item obat yang bakal dijual di apotek Kuala Lumpur tahun ini. Adapun, untuk target jangka panjang, KAEF berharap bisa menjual 50 produk obat perusahaan di sana. Konsep apotek di Malaysia sama seperti konsep apotek Kimia Farma yang ada di Indonesia.

Konsep yang dimaksud adalah one stop health care services (OSHCS). Dalam konsep ini, apotek terintegrasi dengan laboratorium klinik dan dokter selama 24 jam. Nah, di dalam negeri, KAEF juga berniat menambah apotek yang mengusung konsep OSHCS.

Djoko menargetkan, hingga 2016, perusahaan sudah memiliki 1.000 unit apotek OSHCS. Saat ini, total apotek Kimia Farma ada 436 apotek yang tersebar di seluruh kota di Indonesia. "Apotek yang telah menggunakan konsep OSHCS hingga saat ini sekitar 200 apotek," tutur Djoko.

Tahun ini ditargetkan, seluruh apotek Kimia Farma yang ada sudah berkonsep OSHCS. Untuk memuluskan niatan tersebut, KAEF membutuhkan dana investasi sekitar Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar per apotek. Dalam melancarkan aksi ini, KAEF juga menggandeng pihak lain.

Upaya lain yang dilakukan KAEF untuk mendongkrak kinerja adalah menjual produk melalui katalog elektronik (e-catalog). Kimia Farma telah meraih Rp 600 miliar dari tender katalog elektronik untuk pengadaan obat generik oleh pemerintah.

Rinciannya, untuk memasok obat generik kategori 1, KAEF memenangi 29 item obat dan kategori 2 ada 50 item obat. Jumlah ini berpotensi bertambah karena akan ada pengumuman lanjutan dari pemerintah. "Sejak Juni, sudah ada yang memesan obat ini," kata Djoko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Amailia Putri