JAKARTA. Kenaikan (rebound) harga emas pada Rabu (4/2) tidak lantas mengakhiri tren koreksi (bearish) komoditas safe haven ini. Secara fundamental, proyeksi si kuning tetap negatif, setidaknya hingga akhir semester pertama tahun ini. Data Bloomberg, Rabu (4/2) pukul 15.14 WIB menunjukkan, harga emas pengiriman April 2015 di Commodity Exchange menguat 0,4% menjadi US$ 1.265,30 per ons troi. Dalam sepekan, harga emas sudah terkoreksi 1,70%. Rebound emas yang terjadi kemarin didorong oleh ketidakpastian atas masa depan Yunani. Pemerintahan baru Yunani mulai mengubur rencana angat koper dari Zona Euro, yang sebelumnya dipropagandakan oleh Partai Syriza yang menjadi pemenang pemilihan umum. "Seiring berkurangnya kemungkinan Yunani keluar dari Zona Euro, permintaan atas aset aman seperti emas turun," kata Xia Yingying, Analis Nanhua Futures Co, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (4/2).
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, outlook harga emas tetap dalam tren bearish meskipun kemarin sempat menguat. Proyeksi perlambatan ekonomi global menjadi faktor utama yang menekan harga. Bank Dunia memangkas estimasi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3% di tahun 2015. Proyeksi sebelumnya, ekonomi global bisa tumbuh 3,4%. Ekonomi China juga diproyeksikan Bank Dunia hanya tumbuh 7%, turun dari proyeksi sebelumnya 7,2%. Tak berselang lama, Dana Moneter International (IMF) turut memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global dan juga Tiongkok tahun ini, masing-masing menjadi sebesar 3,5% dan 6,8%. "Sebagai negara konsumen terbesar dunia, perlambatan ekonomi China menjadi sentimen negatif yang menekan harga emas," kata Ariston, Rabu (4/2).