Arah Harga Kripto Masih Menantikan Pemangkasan Suku Bunga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar kripto masih cenderung lesu. Saat ini pasar kripto menantikan pertemuan FOMC September mengenai kebijakan suku bunga.

Berdasarkan coinmarketcap, harga Bitcoin (BTC) berada di US$ 58.764 pada Selasa (17/9) pukul 16.32 WIB. Dalam sepekan terakhir naik 2,96% dan sebulan terakhir masih turun 1,55%.

Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha menuturkan, pekan lalu sebetulnya BTC berhasil pulih dan naik lebih dari 10% mencapai US$ 60.000. Kenaikan itu seiring dengan peningkatan permintaan aset tinggi risiko ini.


Data dari Soso Value menunjukkan bahwa Bitcoin ETF mencatat arus masuk sebesar US$ 403,81 juta periode perdagangan 9-13 September. Selain itu, MicroStrategy di bawah pimpinan Michael Saylor berhasil mengakumulasi lebih banyak Bitcoin senilai US$ 1,11 miliar.

Baca Juga: Robert Kiyosaki Sarankan Beli Aset Ini Sekarang atau Jadi Pecundang di Usia Tua

Kenaikan permintaan BTC didorong setelah Departemen Tenaga Kerja AS merilis data CPI untuk Agustus 2024. Data itu menunjukkan inflasi telah melambat selama lima bulan berturut-turut, dengan tingkat inflasi terbaru diperkirakan turun menjadi 2,6% dari 2,9% pada bulan Juli.

Data tersebut juga menunjukkan bahwa harga konsumen inti AS sedikit naik sebesar 0,3%, lebih tinggi dari perkiraan 0,2%. "Angka-angka ini memberikan indikasi adanya pendinginan inflasi yang mungkin mempengaruhi keputusan suku bunga mendatang," tulisnya dalam riset, Selasa (17/9).

Meski sempat menguat, BTC gagal mempertahankan momentum naiknya dan kembali berada di bawah US$ 60.000. Saat ini, pasar kripto sangat menantikan pertemuan FOMC September mengenai suku bunga kebijakan.

Menurut Panji, dengan data CPI dan PPI yang menunjukkan penurunan inflasi, spekulasi mengenai pemotongan suku bunga Fed sebesar 0,5% di pertemuan mendatang semakin meningkat. Selain itu, pasar akan mengamati konferensi pers Ketua Fed Jerome Powell Keputusan ini diharapkan dapat mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin dan aset berisiko lainnya.

Baca Juga: Wall Street Mixed, Dow Jones Menguat Saat Nasdaq Tertekan di Awal Pekan Rapat The Fed

Mengingat pembacaan CPI terbaru dan data ekonomi kunci lainnya, pemotongan suku bunga tampaknya hampir pasti terjadi. Namun, besarnya pemotongan suku bunga masih belum jelas, dengan probabilitas 59% untuk pemotongan 50bps dan 49% untuk pemotongan 25bps menurut CME FedWatch Tool.

Panji menilai, dampak hasil FOMC terhadap Bitcoin berpotensi meningkatkan volatilitas pasar kripto, dengan kemungkinan BTC menembus resistance psikologis US$ 60.000 menuju level US$ 61.000-US$ 62.000. "Namun, perlu diwaspadai kemungkinan aksi sell on news pada peristiwa FOMC, yang dapat menyebabkan BTC kembali turun di bawah support US$ 57.000," kata Panji.

Meskipun tantangan biasanya terjadi di bulan September, pasar disebut optimistis dengan berharap bahwa 'Uptober' akan membawa kondisi pasar yang lebih baik dengan harapan akan pemotongan suku bunga yang lebih besar bisa memicu rebound di pasar kripto, dengan kuartal keempat diharapkan menghadirkan sentimen bullish dan potensi rally.

Selanjutnya: Beda Arah, Simak Harga Saham BRIS, BSDE, BNBR pada Penutupan Bursa Selasa (17/9)

Menarik Dibaca: 20 Ucapan Hari Perhubungan Nasional 2024 untuk Dijadikan Caption di Media Sosial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati