Arah pergerakan rupiah pada Jumat (6/8) ditentukan oleh faktor eksternal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan rupiah pada Jumat (6/8) diprediksi akan dipengaruhi oleh faktor eksternal, yakni rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS).    Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, data ketenagakerjaan AS akan menjadi tolok ukur bagi The Fed untuk mulai menggeser arah kebijakan, dan akan berimbas pada pergerakan rupiah pada Jumat (5/8).

Data non farm payroll AS yang akan dirilis pada Kamis (5/8) malam diprediksi naik menjadi 870.000, sedangkan tingkat pengangguran diprediksi turun menjadi 5,7%.

“Secara keseluruhan datanya positif, yang bisa membuka peluang pengetatan moneter the Fed, dan kondisi ini positif buat dolar AS,” kata Alwi kepada Kontan.co.id, Kamis (5/8).


Pada Kamis (5/8), pergerakan rupiah banyak dipengaruhi oleh sentimen eksternal menyusul penguatan dolar atas mata uang lainnya.

Baca Juga: Airlangga: Kasus aktif Covid-19 di atas 500 ribu, ekonomi kuartal III-2021 tertekan

Menurut Alwi, penguatan dolar AS terjadi setelah komentar hawkish Wakil Gubernur The Fed Richard Clairida, yang mengantisipasi kenaikan suku bunga di tahun 2023.

Selain itu, data Purchasing Manufakturing Index (PMI) sektor jasa yang dirilis lebih baik dari perkiraan, turut mendukung penguatan dolar. 

“Kedua sentimen tersebut mampu menutupi data ADP AS yang dirilis lebih rendah dari perkiraan,” tuturnya.

Dari dalam negeri, pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 yang tercatat sebesar 7,07% secara year on year atau berada di atas prediksi 6,5% menurut Alwi gagal menahan sentimen dari eksternal tersebut.

Alhasil, rupiah pada Kamis (5/8), ditutup di level Rp 14.343 per dolar AS, melemah 0,21% dari perdagangan hari sebelumnya. Sedangkan kurs Jisdor melemah 0,12% ke level Rp 14.342 per dolar AS.

Sementara itu, untuk perdagangan Jumat (6/8) Alwi memperkirakan rupiah akan beregerak di rentang Rp 14.325 per dolar AS – Rp 14.390 per dolar AS.

Selanjutnya: Manfaat Indonesia melakukan kerjasama mata uang lokal dengan berbagai negara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi