KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah belum terlepas dari sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Kemarin (19/9), kurs rupiah di pasar spot melemah 0,13% menjadi Rp 14.875 per dollar AS. Sebaliknya, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia (BI) menunjukkan penguatan tipis 0,08% ke level Rp 14.896 per dollar AS. Chief Economist Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro mengatakan, walaupun di pasar spot masih terhitung melemah, namun rupiah sejatinya menunjukkan perbaikan. Sebab, di awal perdagangan rupiah sempat menyentuh Rp 14.915 per dollar AS. "Tetapi selanjutnya menguat karena China mulai mengurangi porsi kepemilikan di surat utang AS, jelas dia, Rabu. Selain itu, China juga berencana membalas dengan memberlakukan tarif atas impor produk AS senilai US$ 60 miliar. Perlawanan dari negara Tirai Bambu ini memberikan gairah di pasar, sehingga berimbas baik pada mata uang regional, termasuk rupiah. Satria memprediksi, pernyataan Perdana Menteri China yang tidak akan mendevaluasi mata uang yuan dapat menopang rupiah pada perdagangan hari ini (20/9).
Arah rupiah menanti kebijakan suku bunga
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah belum terlepas dari sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Kemarin (19/9), kurs rupiah di pasar spot melemah 0,13% menjadi Rp 14.875 per dollar AS. Sebaliknya, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia (BI) menunjukkan penguatan tipis 0,08% ke level Rp 14.896 per dollar AS. Chief Economist Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro mengatakan, walaupun di pasar spot masih terhitung melemah, namun rupiah sejatinya menunjukkan perbaikan. Sebab, di awal perdagangan rupiah sempat menyentuh Rp 14.915 per dollar AS. "Tetapi selanjutnya menguat karena China mulai mengurangi porsi kepemilikan di surat utang AS, jelas dia, Rabu. Selain itu, China juga berencana membalas dengan memberlakukan tarif atas impor produk AS senilai US$ 60 miliar. Perlawanan dari negara Tirai Bambu ini memberikan gairah di pasar, sehingga berimbas baik pada mata uang regional, termasuk rupiah. Satria memprediksi, pernyataan Perdana Menteri China yang tidak akan mendevaluasi mata uang yuan dapat menopang rupiah pada perdagangan hari ini (20/9).