KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen eksternal masih menyelimuti gerak rupiah sepekan ke depan. Di antaranya sentimen negatif perang dagang antara AS dan China serta data perekonomian AS yang solid. Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail mengatakan, kembali membaranya perang dagang membuat mata uang emerging market ditinggalkan. China kembali membalas penetapan tarif AS dengan mengumumkan daftar tarif impor senilai US$ 60 miliar untuk produk asal AS. Andri Hardianto, analis Asia Tradepoint Futures, menambahkan, sentimen inflasi Indonesia yang masih terkendali tak cukup kuat menahan rupiah. Namun, hari ini ada rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II. "Jika hasilnya positif, kemungkinan rupiah bisa menguat," kata dia.
Arah rupiah menunggu angka pertumbuhan ekonomi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen eksternal masih menyelimuti gerak rupiah sepekan ke depan. Di antaranya sentimen negatif perang dagang antara AS dan China serta data perekonomian AS yang solid. Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail mengatakan, kembali membaranya perang dagang membuat mata uang emerging market ditinggalkan. China kembali membalas penetapan tarif AS dengan mengumumkan daftar tarif impor senilai US$ 60 miliar untuk produk asal AS. Andri Hardianto, analis Asia Tradepoint Futures, menambahkan, sentimen inflasi Indonesia yang masih terkendali tak cukup kuat menahan rupiah. Namun, hari ini ada rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II. "Jika hasilnya positif, kemungkinan rupiah bisa menguat," kata dia.