LONDON. ArcelorMittal mengatakan, permintaan baja secara global kemungkinan akan mengalami penurunan sebesar 15%-20% pada tahun ini. Kian melemahnya perekonomian Eropa dan AS menjadi salah satu pemicu utamaya.

“Tidak ada gunanya jika kami memproduksi baja yang tidak dapat kami jual. Kami sangat frustasi,” jelas CEO ArcelorMittal Lakhsmi Mittal.

Penurunan permintaan memang sudah membuat produsen baja terbesar dunia tersebut memangkas kapasitas produksi hingga separuhnya. Perusahaan ini juga sudah memangkas pekerja dan merevisi kembali pertumbuhan perusahaan. Hal ini sebenarnya sudah diprediksi sebelumnya oleh World Steel Association, yang menyebutkan produksi baja di tahun 2009 akan mengalami penurunan hingga 15%.

“Kondisi perekonomian masih penuh tantangan. Tingkat pengurangan kapasitas produksi akan tetap berada pada kisaran 50%. Ini merupakan krisis terburuk sejak Perang Dunia II,” jelasnya.

Sekadar tambahan informasi, pada 29 April lalu, ArcelorMittal membukukan kerugian kuartalan pertamanya sebesar US$ 1,06 miliar. Sementara, pada 30 April lalu, perusahaan mengumumkan akan meningkatkan modal sebesar US$ 4 miliar dari penjualan saham dan obligasi. Langkah ini dilakukan untuk menutupi beban biaya dan membiayai operasional perusahaan di tengah lesunya permintaan baja.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie