Archi Indonesia incar dana IPO Rp 3,97 triliun, berikut rencana penggunaannya



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Perusahaan tambang pure-play emas (pure-play gold producer) PT Archi Indonesia akan melaksanakan penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) dengan melepas sebanyak-banyaknya 4,97 miliar saham ke publik atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.

Sebesar 5% saham yang ditawarkan merupakan saham baru, sementara 15% lainnya adalah saham yang dijual oleh pemegang saham Archi, yakni PT Rajawali Corpora. 

Pada masa penawaran awal (bookbuilding) yang berlangsung Senin, 31 Mei 2021 sampai dengan 9 Juni 2021, Archi membuka kisaran harga Rp 750-Rp 800 per lembar saham. Dengan begitu, target nilai emisi IPO Archi mencapai Rp 3,97 triliun.


Akan tetapi, tidak semua dana tersebut akan masuk ke kantong Archi. Pasalnya, dana hasil divestasi saham bakal dibayarkan ke PT Rajawali Corpora selaku penjual. Nantinya, Rajawali Corpora dan Archi akan sama-sama menanggung secara proporsional beban biaya emisi saham sehubungan dengan pelaksanaan IPO ini.

Baca Juga: Gold rises as dollar retreats after Fed downplays inflation fears

Direktur Keuangan Archi Indonesia Adam Jaya Putra mengatakan, dari sisa dana yang diterima Archi setelah IPO ini, sekitar 90% akan digunakan oleh perusahaan dan anak usahanya untuk membayar sebagian pokok utang bank. Sementara 10% sisanya untuk membiayai kegiatan operasional dan modal kerja Archi beserta anak usahanya, yakni PT Meares Soputan Mining dan PT Tambang Tondano Nusajaya yang akan diberikan dalam bentuk pinjaman.  

Adam yakin, meski sebagian besar dana IPO akan digunakan untuk membayar utang, pelaku pasar bakal menyerap seluruh saham yang ditawarkan. Pasalnya, pada hari pertama proses bookbuilding saja, pesanan saham yang masuk sudah hampir memenuhi kuota. "Proses bookbuilding masih berlangsung sampai tanggal 9 Juni 2021, kami melihat ke depan prospek akan sangat baik dan order yang masuk akan terus bertambah," kata Adam dalam kongerensi pers secara virtual, Senin (31/5).

Wakil Direktur Utama Archi Rudy Suhendra menambahkan, arus kas perusahaan saat ini sebenarnya dalam kondisi yang sangat kuat. Alhasil, penggunaan dana IPO untuk menurunkan pinjaman ke pihak ketiga akan membuat kondisi arus kas perusahaan menjadi semakin kuat dan dapat terus berkembang sesuai rencana target perusahaan.

Baca Juga: Kalau Pasar Kondusif, Anak Usaha Grup Rajawali Ini Siap IPO di Semester II 2021

Editor: Noverius Laoli