Argentina membekukan harga barang setelah pembicaraan gagal



KONTAN.CO.ID - BUENOS AIRES. Pemerintah Argentina membekukan harga lebih dari 1.000 barang rumah tangga hingga awal 2022 pada Selasa (19/10) dalam upaya untuk menekan inflasi. Pemerintah mengambil tindakan ini dengan paksa setelah pembicaraan dengan kamar industri makanan utama negara itu gagal.

Administrasi kiri-tengah Presiden Alberto Fernandez yang ingin mengendalikan kenaikan harga menjelang pemilihan paruh waktu yang sulit pada November, mengeluarkan resolusi untuk menetapkan harga penjualan maksimum 1.432 produk pasar massal hingga 7 Januari.

Negara Amerika Selatan ini sedang berjuang untuk mendinginkan inflasi yang melonjak menjadi 3,5% untuk bulan September. Laju inflasi lebih dari 50% pada tingkat tahunan. Tingginya laju inflasi melemahkan tabungan dan menyeret pertumbuhan ekonomi.


Sebelum keputusan pembekuan harga, kamar dagang dan industri makanan utama Argentina, COPAL, menolak proposal dari pemerintah. COPAL mengkritik para pejabat karena mencoba mempersenjatai kesepakatan sepihak.

Baca Juga: Sri Mulyani bertemu sejumlah pejabat dunia dalam pertemuan IMF, ini yang dibahas

"Ada sebagian kecil dari pemimpin bisnis yang tidak menyadari hak istimewa mereka dan menolak untuk mengadopsi sikap kolaboratif dengan mempertimbangkan situasi keras yang dihadapi Argentina saat ini," kata Sekretaris Perdagangan Internal, Roberto Feletti seperti dikutip Reuters.

COPAL mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa seruan pemerintah untuk membekukan harga belum memberikan jaminan yang cukup bagi sektor makanan dan minuman. COPAL menyebut, pernyataan ini mewakili 35 kamar dan lebih dari 14.500 perusahaan makanan dan minuman.

"Pendekatan yang dilakukan sejauh ini mencerminkan kurangnya kemauan dari pihak berwenang untuk membuat kesepakatan dengan sektor ini," kata COPAL. Kadin makanan dan minuman mengatakan, pemerintah Argentina tidak mempertimbangkan proposal dari perusahaan.

Baca Juga: Punya Banyak Pengecualian, Kesepakatan Tarif Minimum Dikritik Tak Bergigi

"Industri bukanlah penyebab inflasi tetapi menderita konsekuensinya," Daniel Funes de Rioja, presiden COPAL, menambahkan dalam pernyataan itu.

Kebuntuan berpotensi mengobarkan ketegangan antara sektor bisnis dan pemerintah yang ingin meningkatkan popularitasnya menjelang pemilihan legislatif November. Pemerintah yang menjabat saat ini diperkirakan akan menghadapi kerugian di Kongres.

COPAL sebelumnya mengatakan industri makanan dan minuman bersedia mencapai kesepakatan tentang pembekuan harga. Tetapi COPAL menyerukan dialog yang tulus alih-alih keputusan sepihak. 

Baca Juga: Para Pembeli dari China Tak Ragu Membeli LNG di Atas Harga Penawaran

Editor: Wahyu T.Rahmawati