Argentina menaikkan bunga 500 bps ke rekor tertinggi 45%



KONTAN.CO.ID - BUENOS AIRES. Bank sentral Argentina mengambil langkah cepat menangkal krisis keuangan Turki dan meneguhkan niat investor yang goyah akibat skandal korupsi mantan Presiden Christina Fernandez. 

Banco Central de la Republica Argentina (BCRA) memutuskan kemarin Senin (13/8), menaikkan bunga acuannya 500 basis poin ke level rekor tertinggi 45%. Bank sentral akan mempertahankan level ini setidaknya sampai Oktober.

BCRA juga mengatakan, akan melepas secara bertahap kepemilikan obligasi jangka pendek senilai ARS 1 triliun (US$ 33,2 miliar) dengan tujuan mengurangi volatilitas peso ketika efek ini dirilis. Selain itu, bank sentral juga mengganti sistem lelang dollar agar lebih sulit diprediksi para trader dan spekulan.


Keputusan menaikkan bunga dan memperketat perdagangan dollar/peso ini diambil setelah mata uang Argentina menembus level ARS 30 per dollar AS untuk pertama kalinya pada Senin. Peso akhirnya ditutup melemah 2,3% menjadi ARS 29,93 per dollar AS. 

Sejatinya, ini merupakan kali keempat BCRA menaikkan bunga di tahun ini. Peso Argentina sudah jatuh 38% sepanjang tahun ini, sementara imbal hasil obligasinya naik melewati 10%. 

Tapi, mayoritas penjualan peso Argentina terjadi dua hari terakhir, yaitu sampai melemah 6%, dipicu kekhawatiran masalah Turki akan berimbas pada pasar berkembang. 

Pengawas moneter Argentina ini juga mendorong investor tetap memegang peso, untuk menjaga kesehatan inflasinya yang sudah tinggi. Seperti dikutip dari Financial Times, pasar memperkirakan, inflasi Argentina bisa mencapai 32% di akhir tahun 2018, sementara pada Juni lalu mencapai 29,5%. 

"Bank sentral Argentina menunjukkan keputusannya mencegah pelemahan kurs dan kenaikan inflasi. Ini cara klasik untuk bereaksi atas pukulan pada kurs," kata Alberto Ramos, Head of Latin America research Goldman Sachs, dikutip Bloomberg.

Langkah Argentina ini berbeda dengan Turki, yang saat ini masih menolak menaikkan bunga untuk menjaga kurs lira. Alih-alih, kemarin, Bank Sentral Turki memutuskan menggelontorkan sederet pelonggaran likuiditas untuk mengurangi ketegangan terhadap masalah likuiditas perbankan.

Editor: Sanny Cicilia