KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Jago Tbk (ARTO) berganti nahkoda. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) telah mengangkat Arief Harris Tandjung sebagai Direktur Utama perseroan, menggantikan Kharim Siregar yang telah selesai masa jabatannya. Arief Harris akan efektif menjabat sebagai Direktur Utama Bank Jago terhitung sejak RUPS pada Kamis (25/5) dan setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Seperti diketahui, Arief merupakan bankir senior yang belasan tahun bekerja bersama dengan Kharim Siregar. Seluk beluk Bank Jago telah Arief ketahui secara mendalam, karena merupakan salah satu jajaran pendiri. Ia selama ini juga terkenal sebagai juru bicara bank Jago ke para investor dan pelaku pasar lainnya. Sebelum membangun Bank Jago, Arief Harris Tandjung ikut membesarkan PT Bank BTPN Tbk. Total aset BTPN melesat 10 kali lipat hanya dalam periode 10 tahun. Sebelum di BTPN, dia menjabat sebagai Vice President Corporate Performance Management di Bank Permata. Dia juga sempat berlabuh di Standard Chartered Bank sebagai Senior Manager dan Head of Consumer Banking Business, juga di Bank Danamon sebagai Executive Vice President dan Head of SME Banking Business. Arief merupakan lulusan Universitas Indonesia, meraih gelar Sarjana Teknik Elektro pada 1991. Ia pernah mengikuti CFO Strategic Financial Leadership Program yang digelar oleh Stanford Business School Executive Education pada 2013. Kharim Siregar yakin Bank Jago akan bertambah baik di bawah kepemimpinan Arief. "Pak Arief yang sudah berkecimpung di perbankan sekitar 30 tahun. Kita tidak perlu meragukan kemampuan Pak Arief," ujar Kharim dalam media briefing Bank Jago, belum lama ini. Berbeda dengan Kharim yang terkenal sebagai bankir spesialis IT, Arief justru lebih banyak menghabiskan perjalanan karirnya di bidang finance. Kharim sudah membangun fondasi Bank Jago yang sangat kokoh, berfundamental baik, dan memiliki posisi tersendiri di industri bank digital yang mampu tertanam dalam ekosistem. Kharim berhasil mengintegrasikan Bank Jago dengan ekosistem raksasa GoTo, yang memiliki tiga bisnis utama yakni Gojek, GoPay, dan Tokopedia. Seperti diketahui, ketiganya merupakan entitas bisnis terbesar di e-commerce Indonesia. Bank Jago juga terintegrasi dengan ekosistem bidang investasi, yakni dengan perusahaan sekuritas Stockbit dan Aplikasi Reksadana Online Bibit.id. Di samping membangun ekosistem, Bank Jago juga berkolaborasi dengan sejumlah institusi otomotif, yakni BFI Finance dan PT Carsome Indonesia. Tercatat hingga akhir 2022, Bank Jago telah berkolaborasi dengan puluhan institusi yang berasal dari startup digital, multifinance, hingga institusi keuangan digital lainnya. "Sehingga tugas saya adalah merawat dan meneruskan legacy beliau serta membawa bank ini ke level yang lebih tinggi lagi,” kata Arief Harris belum lama ini. Dengan perubahan tersebut maka struktur dewan direksi Bank Jago menjadi sebagai berikut : Direktur Utama: Arief Harris Tandjung Direktur Kepatuhan: Tjit Siat Fun Direktur: Peter van Nieuwenhuizen Direktur: Sonny Christian Joseph Direktur: Umakanth Rama Pai
Arief Harris Diangkat Jadi Dirut Bank Jago, Simak Profilnya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Jago Tbk (ARTO) berganti nahkoda. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) telah mengangkat Arief Harris Tandjung sebagai Direktur Utama perseroan, menggantikan Kharim Siregar yang telah selesai masa jabatannya. Arief Harris akan efektif menjabat sebagai Direktur Utama Bank Jago terhitung sejak RUPS pada Kamis (25/5) dan setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Seperti diketahui, Arief merupakan bankir senior yang belasan tahun bekerja bersama dengan Kharim Siregar. Seluk beluk Bank Jago telah Arief ketahui secara mendalam, karena merupakan salah satu jajaran pendiri. Ia selama ini juga terkenal sebagai juru bicara bank Jago ke para investor dan pelaku pasar lainnya. Sebelum membangun Bank Jago, Arief Harris Tandjung ikut membesarkan PT Bank BTPN Tbk. Total aset BTPN melesat 10 kali lipat hanya dalam periode 10 tahun. Sebelum di BTPN, dia menjabat sebagai Vice President Corporate Performance Management di Bank Permata. Dia juga sempat berlabuh di Standard Chartered Bank sebagai Senior Manager dan Head of Consumer Banking Business, juga di Bank Danamon sebagai Executive Vice President dan Head of SME Banking Business. Arief merupakan lulusan Universitas Indonesia, meraih gelar Sarjana Teknik Elektro pada 1991. Ia pernah mengikuti CFO Strategic Financial Leadership Program yang digelar oleh Stanford Business School Executive Education pada 2013. Kharim Siregar yakin Bank Jago akan bertambah baik di bawah kepemimpinan Arief. "Pak Arief yang sudah berkecimpung di perbankan sekitar 30 tahun. Kita tidak perlu meragukan kemampuan Pak Arief," ujar Kharim dalam media briefing Bank Jago, belum lama ini. Berbeda dengan Kharim yang terkenal sebagai bankir spesialis IT, Arief justru lebih banyak menghabiskan perjalanan karirnya di bidang finance. Kharim sudah membangun fondasi Bank Jago yang sangat kokoh, berfundamental baik, dan memiliki posisi tersendiri di industri bank digital yang mampu tertanam dalam ekosistem. Kharim berhasil mengintegrasikan Bank Jago dengan ekosistem raksasa GoTo, yang memiliki tiga bisnis utama yakni Gojek, GoPay, dan Tokopedia. Seperti diketahui, ketiganya merupakan entitas bisnis terbesar di e-commerce Indonesia. Bank Jago juga terintegrasi dengan ekosistem bidang investasi, yakni dengan perusahaan sekuritas Stockbit dan Aplikasi Reksadana Online Bibit.id. Di samping membangun ekosistem, Bank Jago juga berkolaborasi dengan sejumlah institusi otomotif, yakni BFI Finance dan PT Carsome Indonesia. Tercatat hingga akhir 2022, Bank Jago telah berkolaborasi dengan puluhan institusi yang berasal dari startup digital, multifinance, hingga institusi keuangan digital lainnya. "Sehingga tugas saya adalah merawat dan meneruskan legacy beliau serta membawa bank ini ke level yang lebih tinggi lagi,” kata Arief Harris belum lama ini. Dengan perubahan tersebut maka struktur dewan direksi Bank Jago menjadi sebagai berikut : Direktur Utama: Arief Harris Tandjung Direktur Kepatuhan: Tjit Siat Fun Direktur: Peter van Nieuwenhuizen Direktur: Sonny Christian Joseph Direktur: Umakanth Rama Pai