Arief Safari : Berinvestasi di beragam instrumen



JAKARTA. Sebelum mulai berinvestasi, Anda harus menentukan tujuan. Itu adalah pesan dari Presiden Direktur PT Sucofindo, Arief Safari. Tujuan dari investasi bisa untuk biaya sekolah anak, hari tua atau yang lain. Selain itu, dia juga menghindari berinvestasi dalam satu aset untuk menekan risiko.

Arief juga menyarankan agar menghitung kemampuan investor menyisikan dana. Pria yang berasal dari Cirebon itu, mengaku memulai berinvestasi di tahun 1995, setelah memperoleh gelar MBA dari Tennessee State University, Nashville, USA.

Pengetahuan berinvestasi ia dapat setelah menempuh pendidikan. Tak ingin menyia-nyiakan ilmu yang didapat, saat pulang ke Indonesia, Arief pun berinvestasi. Instrumen yang menjadi pilihan pertamanya adalah saham.


Selain berinvestasi di saham, Arief juga mencoba investasi di tempat lain seperti properti. Ia beranggapan dengan meletakkan investasi di tempat lain bisa mengurangi risiko.

Arief memilih properti karena nilai yang terus bertambah. Dia memutuskan berinvestasi di apartemen. "Investasi apartemen berguna pemasukan bulanan. Karena, bila apartemen itu disewakan, maka, setiap bulan investor akan menerima pemasukan," kata dia.

Sedangkan untuk pemasukan tahunan, Arief mengambil investasi saham. Ia beralasan, dalam jangka panjang return saham bagus.

Selain berinvestasi di apartemen, Arief berkata, ingin berinvestasi di rumah kos. Namun rencana itu belum terwujud karena membutuhkan pengelola yang bisa dipercaya. Sementara, apartemen cukup menggunakan jasa broker.

Saat membenamkan dana di properti, ayah tiga anak ini pernah juga gagal. Ceritanya, Arief membeli properti di daerah Anyer, Banten. "Saat itu, kawasan Puncak sedang padat dikunjungi," ujar dia.

Arief berpikir, orang akan mencari alternatif tempat liburan lain seperti di pantai. Tapi ternyata hal itu salah, wisatawan tetap memilih Puncak sebagai tempat liburan. Akibatnya, rumah Arief di Anyer seluas 250 m² menganggur. Arief menganggap kejadian itu sebagai proses pembelajarannya dalam berinvestasi.

Investasi di emas

Arief juga menanamkan dana di emas dan deposito. Dia menghitung, harga emas selalu naik. Menurut dia, membeli emas tidak membutuhkan waktu khusus. Saat harga rendah misalnya. Harga emas dalam jangka panjang selalu naik. Menurut Arief, mereka yang tertarik dengan emas bisa membeli emas batangan seberat 10 gram ataupun 100 gram.

Investasi di emas, menurut Arief, sangat cocok bagi investor pemula. Cukup dengan dana Rp 5 juta, sudah bisa memulai investasi. Emas juga dinilai cocok bagi pemula karena tingkat risikonya yang relatif rendah.

Nah, bagi mereka yang sudah mengenal investasi. Selanjutnya, saham bisa menjadi pilihan. Sebab, imbal hasil dalam jangka panjang sangat besar. Arief menyarankan, membeli saham bluechip yang secara fundamental bagus. Selain saham, investasi di properti juga cukup menguntungkan.

Arief juga menyarankan agar masyarakat tidak mudah tergiur dengan penawaran investasi dengan tingkat imbal hasil selangit. "Bila belum paham, bisa mencari tahu melalui media atau internet. Tapi, pilihlah investasi yang masuk akal," papar dia.

Dalam berinvestasi, Arief mengajak istri dan anak-anaknya. Sejak dini dia sudah menanamkan ilmu berinvestasi pada ketiga putrinya.

Arief memberi jatah bulanan kepada mereka agar bisa belajar menabung. Dia juga memberi hadiah jika mereka berprestasi. Jika tidak, ketiga putrinya harus membeli dengan tabungan atau patungan. Dia berharap, ketiga putrinya memahami bagaimana usaha mendapatkan uang dan bijaksana mengatur keuangan.

Selain menurunkan ilmu memulai investasi, Arief juga mengajarkan anak-anaknya menggemari musik. Dia bilang ketiga putrinya mengikuti les piano. Ini dimaksudkan agar otak kanan dan kiri terasah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana