Arkora Hydro (ARKO) Optimistis Cetak Pendapatan Rp 300 Miliar Di 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) adalah emiten yang bergerak di bidang pembangkit tenaga listrik energi baru dan terbarukan yang berasal dari aliran air atawa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), melaporkan kinerja kuartal pertama 2022 dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 28,4 miliar, melonjak 58% dari capaian di kuartal pertama 2021. 

Aldo Artoko, President Director ARKO mengatakan salah satu alasan yang mendorong ARKO untuk IPO adalah ingin memiliki akses kepada modal yang luas untuk mendapatkan pendanaan yang mendukung visi kami dalam mengembangkan potensi energi terbarukan Indonesia yang akan mengurangi emisi karbon dengan berfokus pada kekuatan intinya, yaitu pembangkitan listrik tenaga air. 

"Selain itu, sebagai perusahaan publik yang mempunyai platform kepada masyarakat luas, ARKO ingin memberikan influence kepada masyarakat luas mengenai pentingnya beralih kepada energi baru terbarukan demi masa depan yang berkelanjutan (sustainable) untuk generasi generasi penerus kita," ujar Aldo kepada Kontan.co.id, Kamis (11/8). 


Baca Juga: Grup Astra Tambah Kepemilikan Saham, Begini Rencana Arkora Hydro (ARKO) ke Depan

Aldo juga ingin membuktikan bahwa investasi yang memberikan dampak baik bagi lingkungan dan masyarakat sosial juga bisa memberikan keuntungan yang baik bagi perusahaan. 

"Kami berharap lebih banyak orang lagi melakukan langkah langkah yang serupa untuk melakukan usaha-usaha yang berdampak baik dan sustainable bagi dunia ini," tutur dia. 

Aldo menyampaikan ARKO aktif mencari proyek hidro berpotensi besar di atas 25 MW. Khusus untuk site-site dengan kapasitas di atas 25 mega watt (MW), saat ini ada beberapa lokasi yang sedang dipelajari secara mendalam untuk dapat dikembangkan dan semoga sudah dapat segera dibangun dalam 1-2 tahun ke depan.

"Proyek-proyek ini berkapasitas di atas 30 MW per project. Tentunya selain proyek berkapasitas di atas 25 MW, seperti sudah disebut pada informasi sebelumnya bahwa ARKO sudah memiliki proyek mini hydro dengan kapasitas 5 MW-10 MW dengan total 50 MW yang sudah di dalam DPT PLN," ucapnya. 

Baca Juga: Mirae Asset Sekuritas: Pasar IPO Akan Ramai Hingga Akhir Tahun ketika Penguatan IHSG

Aldo mengatakan tantangan bagi perusahaan yang bergerak di bidang usaha pembangkit listrik tenaga air yaitu kemampuan untuk membangun pembangkit listrik dengan daya yang besar tapi juga kompetitif dari segi biaya pembangunan. Hal ini harus bisa dilaksanakan melalui studi yang mendalam pada masa-masa awal tahap studi proyek.

Studi ini termasuk menemukan site lokasi dimana infrastruktur PLN siap untuk menyalurkan seluruh daya daya yang dihasilkan dari pembangkit listrik yang dibangun. Selain itu besarnya biaya pembangunan pembangkit listrik tenaga air memberikan tantangan untuk bisa mendapatkan akses pembiayaan yang kompetitif atau infrastructure friendly

Aldo mengatakan saat ini ARKO memperoleh pendanaan dari Indonesia Infrastructre Finance (IIF) suatu usaha konsorsium dengan nama-nama besar yang terdiri dari Kementrian Keuangan melalui PT Sarana Multi Infrastructure (SMI), International Finance Corporation (IFC) - World Bank Group, Asian Development Bank (ADB), Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) dan KFW Developement Bank.

 Baca Juga: Saham-saham Emiten Baru Punya Nasib Berbeda, Ini Rekomendasi Saham Jagoan Analis

Kinerja ARKO

Aldo mengatakan kinerja ARKO mengalami peningkatan yang cukup baik di tahun 2022 dibandingkan tahun 2021. Ini bisa dilihat bahwa pada kuartal pertama 2022 ARKO bisa mendapatkan laba bersih sebesar Rp 22 miliar atau meningkat 58% dibandingkan kuartal I-2021. 

"Pada akhir tahun 2022 kami menargetkan peningkatan profit yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2021 hal ini dihasilkan dari pengoperasian pembangkit yang lebih efektif dan juga dilaksanakannya konstruksi proyek pembangkit Yaentu dan Kukusan 2," ucap dia. 

Aldo mengatakan target ARKO di tahun 2022 ini akan memiliki target pendapatan sekitar Rp 300 miliar dan laba bersih sekitar Rp 80 miliar. Emiten baru ini optimistis mencapai target tersebut karena proyek-proyek PLTM yang sudah beroperasi mampu menghasilkan listrik dengan optimal dan stabil serta juga ARKO gencar dalam membangun proyek PLTM lainnya, seperti PLTM Yaentu (10 MW) dan PLTM Kukusan 2 (5,4 MW). 

Baca Juga: Tingkatkan Portofolio EBT, UNTR Tambah Kepemilikan Saham di Arkora Hydro (ARKO)

Aldo mengatakan ARKO baru saja melakukan IPO sehingga akan berfokus untuk segera menggunakan dana yang diterima dari IPO ini untuk direalisasikan sesuai dengan rencana. Arkora akan menggunakan sebagian besar dana IPO untuk pembangunan proyek pembangkit tenaga air yang sekarang sudah beroperasi dan juga untuk investasi pada proyek pembangkit tenaga surya. 

Aldo menyampaikan pengembangan energi terbarukan khususnya air di Indonesia masih sangat besar mengingat utilisasi masih di bawah 10% dari potensi tenaga air yang ada di Indonesia. 

"Selain itu sejalan dengan arah pemerintah dan dunia global yang mengutamakan proyek-proyek berkelanjutan (sustainable) dan clean energy mengingat climate change issue adalah suatu permasalahan bersama," pungkas Aldo. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati