Arm Milik Softbank Berencana Gelar IPO di AS, Target Raup Dana Hingga US$ 8 Miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perancang Chip asal Inggris, Arm Ltd, dikabarkan bakal melantai di bursa saham Amerika Serikat (AS). Nilai initial public offering (IPO) yang diharapkan bisa mencapai US$ 8 miliar dan menjadi salah satu yang terbesar di tahun ini.

Mengutip Reuters (6/3), perusahaan yang dimiliki oleh SoftBank Group Corp Jepang ini diperkirakan akan menyerahkan dokumen untuk penawaran umum saham perdana pada akhir April

“Pencatatan diharapkan terjadi akhir tahun ini dan waktu yang tepat akan ditentukan oleh kondisi pasar,” ujar sumber Reuters.

Tak hanya itu, SoftBank kabarnya juga telah memilih empat bank investasi untuk memimpin apa yang diharapkan menjadi flotasi pasar saham paling terkenal dalam beberapa tahun terakhir.

Goldman Sachs Group Inc, JPMorgan Chase & Co, Barclays dan Mizuho Financial Group diperkirakan akan menjadi penjamin emisi utama untuk rencana IPO ini.

Barclays, JPMorgan dan SoftBank tidak segera menanggapi permintaan komentar. Arm, Goldman Sachs dan Mizuho pun menolak berkomentar.

Persiapan IPO diharapkan akan dimulai di AS dalam beberapa hari mendatang. Kisaran penilaian belum diselesaikan tetapi Arm yang berbasis di Cambridge, Inggris berharap dapat valuasi lebih dari US$ 50 miliar selama penjualan sahamnya.

Arm mengatakan pekan lalu akan mengejar listing AS saja tahun ini, menghancurkan harapan pemerintah Inggris bahwa raksasa teknologi itu akan kembali ke pasar saham London.

SoftBank telah mengejar rencana IPO untuk Arm sejak kesepakatannya untuk menjual perancang chip ke Nvidia Corp seharga US$ 40 miliar runtuh tahun lalu karena keberatan dari regulator antimonopoli AS dan Eropa.

Listing yang akan dilakukan Arm diharapkan bisa memberikan dorongan ke pasar IPO, yang sebagian besar telah dibekukan sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 memicu volatilitas pasar dan aksi jual besar-besaran pada saham teknologi.

Pasar IPO sempat berkedip kembali bulan lalu karena sejumlah perusahaan termasuk perusahaan teknologi surya Nextracker Inc dan pembuat sensor China Hesai Group mencatatkan saham mereka di bursa saham AS, tetapi investor masih tetap waspada untuk bertaruh pada saham baru.

Editor: Anna Suci Perwitasari