KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Armada Berjaya Trans Tbk (
JAYA) melebarkan sayap bisnis ke sektor properti. Emiten yang bergerak dibidang usaha jasa angkutan ini telah mengantongi persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diadakan Senin (21/6) lalu. Direktur Utama Armada Berjaya Darmawan Suryadi mengatakan, pihaknya akan segera mendirikan anak usaha yang bergerak di bidang properti. JAYA akan melakukan setoran modal untuk anak usaha tersebut sebesar Rp 5,24 miliar. "(Masuk ke bisnis properti) sebagai diversifikasi usaha dan aset. Apalagi aset properti tidak menyusut, cenderung meningkat," ujar Darmawan kepada Kontan.co.id beberapa hari lalu.
Darmawan bilang, pihaknya akan membeli aset properti berupa villa commercial yang berlokasi di Bali. Untuk saat ini, JAYA memang masih menjajaki bisnis properti ditahap awal dengan bidang usaha penyewaan villa.
Baca Juga: Siap berekspansi, Armada Berjaya Trans (JAYA) akan merambah bisnis properti di Bali Meski belum membeberkan detail rencana ke depan, namun Darmawan menyebut tak menutup kemungkinan nantinya JAYA akan berekspansi di bisnis properti. Yang pasti, bidang usaha penyewaan villa ini diproyeksi belum akan signifikan memberikan kontribusi bagi pendapatan JAYA. "(Kontribusi ke pendapatan) masih kecil, karena ini sifatnya menyewakan, bukan membangun dan menjual. Beda cost dan margin. Untuk laba mungkin bisa 5%-10%," terang Darmawan. Namun untuk tahun ini, JAYA masih akan bertumpu pada sektor jasa angkutan. Terutama angkutan truk peti kemas dan lossbak yang masih menjadi segmen andalan JAYA untuk menopang pendapatan. Sepanjang 2021, JAYA mengejar pertumbuhan pendapatan sekitar 5%-10% dibandingkan tahun lalu. Sebagai informasi, tahun lalu pendapatan bersih JAYA tercatat sebesar Rp 65,47 miliar, naik tipis 3,24% secara tahunan. Laba tahun berjalan yang dibukukan JAYA senilai Rp 3,02 miliar atau naik hingga 105,4% dibanding tahun sebelumnya. Untuk menyokong target pertumbuhan kinerja, JAYA akan menambah armada untuk divisi truk box hingga 15 unit. Penambahan yang sudah berjalan sebanyak 10 unit, sedangkan 5 unit masih proses karoseri. Hingga pertengahan tahun ini, JAYA sudah merealisasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 8,4 miliar. Dengan alokasi sekitar Rp 6 miliar untuk pembelian armada mobil box CDD Long dan Rp 2,4 miliar untuk peremajaan 4 unit truk. Darmawan menambahkan, kendati target pertumbuhan pendapatan hanya berkisar 5%-10%, namun dari sisi laba JAYA memproyeksikan bisa tumbuh hingga 50%. Alasannya, beban keuangan seperti biaya bunga dan cicilan leasing truk semakin menurun seiring dengan lunasnya sebagian besar armada truk yang dibeli JAYA dalam tiga tahun terakhir. "Jadi di tahun 2021 ini hutang perusahaan terus mengalami penurunan karena ada pelunasan. Sehingga likuiditas dan cashflow perseroan akan bertambah," sebut Darmawan.
Dalam tiga bulan pertama 2021, kinerja pendapatan usaha JAYA masih merosot 12,31% dari Rp 17,94 miliar pada Q1-2020 menjadi Rp 15,73 miliar. Namun laba tahun berjalan JAYA mampu tumbuh 26,78% menjadi Rp 1,42 miliar per kuartal I-2021. Menurut Darmawan, penurunan tersebut terjadi seiring merosotnya pendapatan dari door to door intermoda. Dia mengestimasikan penurunan pendapatan akan terjadi hingga pertengahan tahun ini. "Karena di kuartal kedua juga masih slow, ada yang terpotong Lebaran. Mungkin di kuartal ketiga baru kelihatan (tumbuh) signifikan," imbuh Darmawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat