Armada Kereta Terbatas, KCJ Sulit Atur Tarif KRL



JAKARTA. PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) mengaku kesulitan menerapkan pembedaan tarif untuk mengurangi kepadatan penumpang saat jam sibuk (peak hours) di pagi dan sore hari.Menurut VP Corporate Secretary KCJ Makmur Syaheran, kesulitan anak usaha PT Kereta Api (Persero) itu untuk mengenakan tarif yang berbeda karena keterbatasan armada yang dimiliki saat ini."Kalau dipaksakan hanya akan menimbulkan masalah baru. Saat ini, baru busway yang bisa menerapkan sistem itu. Kalau kereta api, substitusi armadanya tida bisa dilakukan sebebas busway karena kereta memiliki jalur sendiri," kata Makmur, Selasa (6/4).Ia menjelaskan, operator tidak bisa sewaktu-waktu mendatangkan KRL di stasiun tertentu untuk mengangkut penumpang yang bertumpuk saat jam sibuk. Karena jika menerapkan tarif lebih murah diluar jam sibuk, besar kemungkinan penumpukan penumpang akan bergeser saat jam keberangkatan tarif murah tersebut. Padahal KRL yang beroperasi saat ini memiliki jadwal keberangkatan yang sudah sangat padat.Makmur berhitung, untuk dapat menerapkan sistem pembedaan tarif dan memastikan jadwal perjalanan KRL tidak terganggu dibutuhkan sedikitnya 500 unit KA. Sementara saat ini, KCJ baru mengoperasikan 386 unit KRL. Itu pun tidak semuanya beroperasi karena ada kereta yang harus dirawat dan diperbaiki.Dengan 386 KRL yang dimilikinya saat ini, KCJ melayani setidaknya 105 relasi di seluruh Jabodetabek dengan beragam tarif sesuai tujuannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: