KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat terpuruk di awal pandemi, kini secara perlahan bisnis kedai kopi mulai kembali menebarkan aroma harum. Usaha kedai kopi yang menggeliat lagi seiring dengan roda perekonomian yang berputar lebih kencang sejak awal tahun ini. Arif Rahmat, pemilik Kopitani asal Makassar, Sulawesi Selatan, mengamini kondisi tersebut. Saat awal pandemi virus korona, omzetnya langsung anjlok 30%. Namun, sejak awal tahun ini, secara perlahan penjualan Kopitani mulai menunjukkan peningkatan. "Sekarang, rata-rata outlet Kopitani bisa menjual minimal 30 cup per hari. Awal pandemi, sempat cuma 10 cup per hari," katanya kepada KONTAN. Hasil yang Kopitani raih tidak terlepas dari strategi penerapan digitalisasi semenjak pandemi bergulir. Pemanfaatkan teknologi digital memang menjadi hal yang wajib para pelaku UMKM lakukan, termasuk kedai kopi, di masa pandemi. Tujuannya, tidak lain demi mendongkrak penjualan.
Aroma bisnis kedai kopi kini kembali harum lagi di masa pandemi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat terpuruk di awal pandemi, kini secara perlahan bisnis kedai kopi mulai kembali menebarkan aroma harum. Usaha kedai kopi yang menggeliat lagi seiring dengan roda perekonomian yang berputar lebih kencang sejak awal tahun ini. Arif Rahmat, pemilik Kopitani asal Makassar, Sulawesi Selatan, mengamini kondisi tersebut. Saat awal pandemi virus korona, omzetnya langsung anjlok 30%. Namun, sejak awal tahun ini, secara perlahan penjualan Kopitani mulai menunjukkan peningkatan. "Sekarang, rata-rata outlet Kopitani bisa menjual minimal 30 cup per hari. Awal pandemi, sempat cuma 10 cup per hari," katanya kepada KONTAN. Hasil yang Kopitani raih tidak terlepas dari strategi penerapan digitalisasi semenjak pandemi bergulir. Pemanfaatkan teknologi digital memang menjadi hal yang wajib para pelaku UMKM lakukan, termasuk kedai kopi, di masa pandemi. Tujuannya, tidak lain demi mendongkrak penjualan.