JAKARTA. Setelah mobil multi purpose vehicle (MPV) dan mobil kota ramah kantong alias low cost green car (LCGC), kendaraan tipe sport utility vechile (SUV) menjadi salah satu tunggangan roda empat yang laris di pasar otomotif nasional. Tipikal SUV yang sanggup melahap jalan bergelombang menjadi salah satu alasan konsumen meminati mobil ini. Namun, penjualan otomotif domestik yang diprediksi bakal stagnan sepanjang tahun ini tidak lantas menyurutkan nyali para agen pemegang merek (APM) untuk terus menjajakan tipe mobil SUV, terutama tipe SUV bawah atau low SUV yang menjadi penguasa pasar SUV di tanah air. Menurut Rizwan Alamsjah, salah satu ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang juga merangkap sebagai Executive Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motor, supaya pasar SUV segmen bawah tetap menderu, para APM akan ramai-ramai melansir produk SUV anyar. Tujuannya untuk menjaga persaingan bisnis. "Bila ada satu merek meluncurkan produk baru atau refreshment, APM lain akan mengekor memperbaharui produk," katanya ke KONTAN, Rabu (18/3).
Aroma persaingan sengit di pasar low SUV
JAKARTA. Setelah mobil multi purpose vehicle (MPV) dan mobil kota ramah kantong alias low cost green car (LCGC), kendaraan tipe sport utility vechile (SUV) menjadi salah satu tunggangan roda empat yang laris di pasar otomotif nasional. Tipikal SUV yang sanggup melahap jalan bergelombang menjadi salah satu alasan konsumen meminati mobil ini. Namun, penjualan otomotif domestik yang diprediksi bakal stagnan sepanjang tahun ini tidak lantas menyurutkan nyali para agen pemegang merek (APM) untuk terus menjajakan tipe mobil SUV, terutama tipe SUV bawah atau low SUV yang menjadi penguasa pasar SUV di tanah air. Menurut Rizwan Alamsjah, salah satu ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang juga merangkap sebagai Executive Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motor, supaya pasar SUV segmen bawah tetap menderu, para APM akan ramai-ramai melansir produk SUV anyar. Tujuannya untuk menjaga persaingan bisnis. "Bila ada satu merek meluncurkan produk baru atau refreshment, APM lain akan mengekor memperbaharui produk," katanya ke KONTAN, Rabu (18/3).