KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (APOL) berencana melakukan aksi korporasi berupa penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement dalam rangka restrukturisasi utang. Diketahui emiten pelayaran ini diketahui memiliki utang sebesar US$ 310 juta dan Rp 1,69 triliun. Para pemegang saham lama APOL akan terkena dilusi kepemilikan sebesar 58,32% setelah PMTHEMETD dengan asumsi seluruh waran seri I, saham dalam PMTHEMTD, dan waran seri II dapat diterbitkan seluruhnya. APOL akan meminta persetujuan aksi korporasi ini pada rapat umum pemegang saham luar biasa pada 29 Maret 2019. Direksi Arpeni Pratama Ocean Line melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (20/2) menyatakan bahwa pihaknya melakukan restrukturisasi utang per tanggal 7 Februari 2019 melalui opsi konversi langsung atau konversi utang menjadi saham. Setiap kreditur yang memiliki utang dalam denominasi rupiah akan menerima 19.288 saham seri B dengan harga penerbitan Rp 518,45 untuk setiap utang senilai Rp 10 juta. Sedangkan untuk setiap kreditur yang memiliki utang dalam denominasi dollar Amerika Serikat (AS) akan menerima 28.795 saham seri B dengan harga penerbitan Rp 518,45 untuk setiap utang senilai US$ 1.000.
Arpeni Pratama (APOL) akan konversi utang, dilusi pemilik lama mencapai 58%
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (APOL) berencana melakukan aksi korporasi berupa penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement dalam rangka restrukturisasi utang. Diketahui emiten pelayaran ini diketahui memiliki utang sebesar US$ 310 juta dan Rp 1,69 triliun. Para pemegang saham lama APOL akan terkena dilusi kepemilikan sebesar 58,32% setelah PMTHEMETD dengan asumsi seluruh waran seri I, saham dalam PMTHEMTD, dan waran seri II dapat diterbitkan seluruhnya. APOL akan meminta persetujuan aksi korporasi ini pada rapat umum pemegang saham luar biasa pada 29 Maret 2019. Direksi Arpeni Pratama Ocean Line melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (20/2) menyatakan bahwa pihaknya melakukan restrukturisasi utang per tanggal 7 Februari 2019 melalui opsi konversi langsung atau konversi utang menjadi saham. Setiap kreditur yang memiliki utang dalam denominasi rupiah akan menerima 19.288 saham seri B dengan harga penerbitan Rp 518,45 untuk setiap utang senilai Rp 10 juta. Sedangkan untuk setiap kreditur yang memiliki utang dalam denominasi dollar Amerika Serikat (AS) akan menerima 28.795 saham seri B dengan harga penerbitan Rp 518,45 untuk setiap utang senilai US$ 1.000.