Arpeni Pratama masih andalkan pasar domestik



JAKARTA. PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (APOL) tahun ini fokus mengoptimalkan pasar domestik ketimbang pasar luar negeri. Pertimbangannya saat ini permintaan jasa angkutan komoditas di pasar global sedang lesu. 

Menurut Ferdy Suwandi, Sekretaris Perusahaan Arpeni Pratama Ocean Line, saat ini terjadi penurunan permintaan angkutan komoditas dari China dan India. "Pasar angkutan mancanegara kurang kondusif," katanya, Selasa (28/6).

Saat ini, Arpeni masih melayani angkutan komoditas tambang curah kering terutama batubara dari beberapa klien utama. 


Seperti PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Pertamina dan PT ABM Investama Tbk. Kontrak ini berkaitan dengan pasokan sumber energi untuk kebutuhan mega proyek listrik 35.000 mega watt (MW).

APOL mengklaim mengantongi kontrak jasa angkutan komoditas tersebut hingga delapan tahun ke depan.

Tanpa merinci, Ferdy menyebut nilai kontrak dari tiga klien utama tersebut setara dengan separuh pendapatan APOL tahun lalu yang mencapai Rp 663,38 miliar. Sayang, Ferdy tidak merinci berapa target bisnis tahun ini.

Saat ini, Arpeni memiliki 50 kapal.  Perinciannya adalah 24 kapal tunda, 18 kapal tongkang, dua  kapal kargo curah,  empat kapal derek, dan satu kapal oil boat. 

Sebagai gambaran segmen penghasilan terbesar perusahaan ini masih berasal dari jasa pelayaran yakni mencapai Rp 11,7 miliar. Sementara pendapatan dari jasa keagenan mencapai Rp 19,5 miliar. 

Sebagai catatan pada tahun lalu manajemen APOL memang harus direpotkan urusan di pengadilan lantaran salah satu kreditur mereka menggugat pailit lantaran tak sepakat dalam restrukturisasi utang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan