KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Ekonomi Kreatif memprediksikan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) industri kreatif tahun depan bisa mencapai 6,25%. Pertumbuhan sebesar ini akan mampu menyerap tenaga kerja hingga 16,70 juta orang. Salah satu sektor industri kreatif yang potensinya sangat besar adalah arsitektur. Bekraf memasukkan arsitektur sebagai salah satu sub sektor yang layak untuk dikelola secara lebih serius. Menurut Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Hari Santoso Sungkari, sektor ini memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya adalah kurangnya jumlah arsitek di Indonesia. “Berdasarkan data Ikatan Arsitek Indonesia, dari 250 juta penduduk, hanya 15.000 orang yang berprofesi sebagai arsitek. Selain itu, tantangan lainnya adalah pengembang besar lebih banyak menggunakan arsitek asing daripada arsitek lokal,” tuturnya dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Senin (11/12). Menurut Verik Angerik, pendiri Velospace, Salah satu pemain industri kreatif lokal di arsitektur menilai, keterbatasan lahan tidak membuat konsumen mengabaikan nilai-nilai estetika dalam unsur arsitekturnya.
Arsitektur jadi mesin pendapatan industri kreatif
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Ekonomi Kreatif memprediksikan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) industri kreatif tahun depan bisa mencapai 6,25%. Pertumbuhan sebesar ini akan mampu menyerap tenaga kerja hingga 16,70 juta orang. Salah satu sektor industri kreatif yang potensinya sangat besar adalah arsitektur. Bekraf memasukkan arsitektur sebagai salah satu sub sektor yang layak untuk dikelola secara lebih serius. Menurut Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Hari Santoso Sungkari, sektor ini memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya adalah kurangnya jumlah arsitek di Indonesia. “Berdasarkan data Ikatan Arsitek Indonesia, dari 250 juta penduduk, hanya 15.000 orang yang berprofesi sebagai arsitek. Selain itu, tantangan lainnya adalah pengembang besar lebih banyak menggunakan arsitek asing daripada arsitek lokal,” tuturnya dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Senin (11/12). Menurut Verik Angerik, pendiri Velospace, Salah satu pemain industri kreatif lokal di arsitektur menilai, keterbatasan lahan tidak membuat konsumen mengabaikan nilai-nilai estetika dalam unsur arsitekturnya.