JAKARTA. PT Artajasa Pembayaran Elektronis terus mengembangkan bisnisnya dalam sistem pembayaran. Kali ini, pengelola ATM Bersama sedang memproses menjadi prinsipal kartu debet dan kartu kredit.

Menurut Djoko Setiawan Notowidigdo, Presiden Direktur & CEO Artajasa, dengan rencana itu, bank-bank anggota ATM Bersama dapat menjadi penerbit kartu debet dan kartu kredit. "Untuk kartu debet, kami harapkan jalan pada kuartal dua tahun depan. Sementara, kartu kredit sedang kami ajukan," tutur Iwan, Rabu (16/12).

Iwan menambahkan, sejatinya lisensi sebagai principal kartu debet sudah diterima Artajasa sejak tahun 2000. Dan kali ini, Artajasa merealiasikan pengembangan kartu ATM menjadi kartu debet.

Iwan juga menjelaskan, rencana tersebut juga merupakan bagian dari peran Artajasa dalam National Payment Gateway (NPG). Konsep yang masih digodok Bank Indonesia (BI) bertujuan untuk menampung semua transaksi sistem pembayaran di dalam negeri. "Kalau ATM kan sudah. Sementara debet kan masih dari luar negeri," imbuh Iwan.

Selain itu, lanjut Iwan, pengembangan bisnis dari kartu ATM menjadi debet juga merupakan bagian dari bisnis Artajasa yang sudah mature. Jadi, kata Iwan, Artajasa lebih mengembangkan produ baru dengan infrastruktur yang sudah ada.

Dalam 25 tahun keberadaan Artajasa, sudah 87 bank yang tergabung dalam jaringan ATM Bersama. "Dari jumlah itu, ada 80 juta kartu ATM dengan rata-rata 25 juta transaksi per bulan," terang Iwan.

Di sisi lain, Iwan menyebut, Artajasa menganggarkan dana belanja modal (capex) berkisar US$ 10 juta per tahun. Dari jumlah itu, sebagian dananya digunakan untuk upgrade perangkat keras alias hardware.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri