KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Artajasa Pembayaran Elektronis Tbk siap menggelar penawaran umum perdana atau
initial public offering (IPO). Perusahaan ini akan melepas 437,50 juta saham ke pasar. Saham perdana tersebut ditawarkan di rentang Rp 850 hingga Rp 1.250 per saham. Maka, Artajasa berpotensi meraup dana Rp 371,88 miliar hingga Rp 546,88 miliar. Moleonoto, Presiden Direktur Indo Premier Sekuritas, selaku
underwriter IPO Artajasa, menyebutkan, harga penawaran itu mencerminkan
price to earning ratio (PER) 9,4 kali-14 kali. Tahun ini, PER Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi 16 kali.
Nilai valuasi tersebut lahir dari estimasi laba bersih Artajasa pada 2018 oleh Indo Premier Sekuritas. Moleonoto menyebut, proyeksi laba bersih Artajasa pada tahun ini mencapai Rp 184 miliar. Artajasa adalah perusahaan penyedia infrastruktur jasa keuangan. Perusahaan ini mengklaim sebagai satu-satunya penyelenggara transaksi elektronis di Indonesia. Sejak 2002, Artajasa mengelola jaringan ATM Bersama. Per 30 September 2017, jaringan ATM Bersama memiliki 88 anggota dengan lebih dari 100 juta pemegang kartu. Di periode yang sama, tercatat ada 77.000 layanan terminal ATM. Jika nanti tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), Moleonoto mengatakan, Artajasa akan masuk sektor keuangan. Belum ada perusahaan serupa yang bisa dijadikan pembanding di Indonesia. Di luar negeri, bisnis yang hampir sama dijalankan Visa dan MasterCard. Moleonoto mencatat, PER saham Visa di bursa AS bisa 30 kali. Manajemen Artajasa akan menggunakan 60% dana IPO untuk belanja modal (capex). “Sebagian besar capex untuk infrastruktur, yakni
software dan
hardware. Kami mengembangkan aplikasi yang diperlukan,” kata Direktur Utama Artajasa, Bayu Hanantasena. Tahun ini, Artajasa mulai memproses layanan debit dalam rangka menyelenggarakan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN). Selama ini, bisnis Artajasa lebih banyak proses transaksi ATM.
Artajasa juga punya beberapa bisnis baru. Salah satunya bisnis remitansi yang sebagian besar pelanggannya
financial technology. “Sama-sama membangun ekosistem pembayaran digital di Indonesia. Kami juga mengembangkan layanan bank,” kata Bayu. Artajasa akan memberikan nilai tambah bagi perbankan lewat layanan digital. Artajasa juga mengembangkan layanan
e-commerce payment. Untuk melancarkan rencana bisnis ini, Artajasa berencana menggandeng mitra strategis. Saat ini, perusahaan menjajaki beberapa calon mitra strategis. Adapun sisa 40% dana IPO untuk memperkuat modal kerja. Kebutuhan Artajasa terus meningkat, sejalan bergabungnya mitra kerja baru dan bertambahnya titik pembayaran dalam bisnisnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati