Artajasa optimistis bisa bersaing



JAKARTA. Perusahaan switching milik Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yaitu PT Jalin Pembayaran Nasional (JPN) telah resmi mendapatkan izin prinsipal kartu debit dari Bank Indonesia (BI).

Gatot Trihargo, Deputi Bidang Jasa Keuangan Kementerian BUMN mengatakan dengan turunnya izin prinsipal kartu debit ini, perusahaan switching bank pelat merah tersebut bisa secara beroperasi penuh. Sehingga secara fungsi JPN sudah setara dengan tiga perusahaan switching lain yaitu Artajasa, Prima dan Alto, ujar Gatot, Senin (19/6).

Kata Gatot, JPN ini berfungsi mengelola operasional ATM bank BUMN. Kelak, seiring dengan integrasi ATM Himbara maka penyebaran ATM bisa lebih merata. Dus, bank BUMN bisa lebih efisien dalam pengelolaan ATM.


Kehadiran JPN tak membuat pemain lama bisnis ini yakni PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa) pesimistis. Artajasa yakin bisa tetap bersaing.

Bayu Hanantasena, Direktur Utama Artajasa memastikan, keberadaan interkoneksi national payment gateway (NPG) mendorong perusahaan untuk melakukan kompetisi yang sehat. "Selain kompetisi, kami juga harus memastikan kerjasama antar switching berjalan baik, seiring dengan interkoneksi," ujar Bayu, Senin (19/6).

Kerjasama antar switching ini untuk memastikan layanan kepada nasabah berjalan lancar. Meskipun demikian, perusahaan switching yang punya merek ATM Bersama ini sudah menyiapkan sejumlah strategi dan produk untuk tetap berkembang.

Artajasa akan melakukan diferensiasi pasar dan menambah layanan. Anthoni Morris, Direktur Bisnis Artajasa menambahkan, beberapa produk Artajasa yang akan menjadi andalan ke depan adalah debit online. Hal ini untuk mendukung transaksi e-commere yang kian meningkat. "Kami juga melakukan sinkronisasi anggota ATM Bersama terkait debit NPG yang akan diimplementasikan dalam waktu dekat ini," ujar Anthoni.

Prediksi Bayu, perkembangan digital banking akan memangkas jumlah transaksi kartu. Sebagai gantinya, transaksi transfer tunai dan digital banking akan naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie