JAKARTA. Dua perusahaan pembiayaan atawa multifinance segera merilis surat utang atau obligasi dalam waktu dekat ini. Mereka adalah PT Artha Prima Finance senilai Rp 300 miliar dan PT BFI Finance antara Rp 200 miliar - Rp 300 miliar. Keduanya akan menggunakan dana penjualan surat utang itu untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan di tahun ini.Hingga akhir tahun nanti Artha Prima menargetkan pembiayaan Rp 1,5 triliun. Jumlah itu tumbuh 25% dibanding pencapaian tahun 2010 yang sekitar Rp 1,2 triliun. Saat ini, Artha Prima baru memiliki dana sekitar Rp 900 miliar."Tahun ini, paling tidak harus mencari pendanaan lagi Rp 700 miliar," kata Presiden Direktur Artha Prima Finance Junus E. Leatemia, usai penandatanganan kerja sama antara Artha Prima dengan Bank Mitraniaga, Senin (7/3).Sebenarnya, multifinance yang fokus menyalurkan pembiayaan kendaraan komersial dan mobil bekas itu sudah mendapatkan sejumlah pinjaman bank senilai Rp 272 miliar. Rinciannya dari Bank Mutiara Rp 200 miliar, Bank Agro Rp 12 miliar, dan Bank ICBC Rp 50 miliar. Terakhir, berasal dari Bank Mitraniaga Rp 10 miliar yang baru mereka dapatkan kemarin.Otomatis, masih ada kekurangan pendanaan Rp 428 miliar. Manajemen akan mencari pinjaman lagi dari bank dan menerbitkan obligasi. Dari penjualan surat obligasi itu, Artha Prima akan memberikan bunga 10%-11%. "Paling tinggi 12%," kata Junus.Artha Prima sudah mendapatkan penjamin emisi (underwritter), yakni PT Nusantara Capital. Kini tinggal menunggu hasil pemeringkatan oleh lembaga pemeringkat Fitch Rating. "Target obligasi di bulan Juni," jelas Junus.Sedangkan BFI Finance mencari utangan untuk mengejar target pembiayaan Rp 5 triliun, tumbuh 25% dari kinerja tahun 2010. Multifinance yang membiayai motor bekas ini baru memiliki dana Rp 2 triliun. "Sisanya ya, dari obligasi dan pinjaman bank," kata Direktur BFI Finance Cornelius Henry.Sama seperti Artha Prima, obligasi itu juga akan terbit paling lambat pada penghujung semester pertama tahun ini. Sayangnya, Henry belum mau menjelaskan detail obligasi itu. Namun, ia memastikan surat utang itu akan bertenor tiga tahun. Sedang pinjaman bank, BFI mengaku sudah bekerja sama dengan belasan perbankan. Mereka antara lain PT Bank International Indonesia (BII) dan Standard Chartered Bank Indonesia.BFI akan menyalurkan dana-dana itu untuk pembiayaan di kantor cabang baru. Tercatat, BFI akan membuka 10-15 cabang baru yang tersebar di Jawa dan luar Jawa. Nilai investasi setiap cabang sekitar Rp 500 juta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Artha Prima dan BFI akan menjual surat utang
JAKARTA. Dua perusahaan pembiayaan atawa multifinance segera merilis surat utang atau obligasi dalam waktu dekat ini. Mereka adalah PT Artha Prima Finance senilai Rp 300 miliar dan PT BFI Finance antara Rp 200 miliar - Rp 300 miliar. Keduanya akan menggunakan dana penjualan surat utang itu untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan di tahun ini.Hingga akhir tahun nanti Artha Prima menargetkan pembiayaan Rp 1,5 triliun. Jumlah itu tumbuh 25% dibanding pencapaian tahun 2010 yang sekitar Rp 1,2 triliun. Saat ini, Artha Prima baru memiliki dana sekitar Rp 900 miliar."Tahun ini, paling tidak harus mencari pendanaan lagi Rp 700 miliar," kata Presiden Direktur Artha Prima Finance Junus E. Leatemia, usai penandatanganan kerja sama antara Artha Prima dengan Bank Mitraniaga, Senin (7/3).Sebenarnya, multifinance yang fokus menyalurkan pembiayaan kendaraan komersial dan mobil bekas itu sudah mendapatkan sejumlah pinjaman bank senilai Rp 272 miliar. Rinciannya dari Bank Mutiara Rp 200 miliar, Bank Agro Rp 12 miliar, dan Bank ICBC Rp 50 miliar. Terakhir, berasal dari Bank Mitraniaga Rp 10 miliar yang baru mereka dapatkan kemarin.Otomatis, masih ada kekurangan pendanaan Rp 428 miliar. Manajemen akan mencari pinjaman lagi dari bank dan menerbitkan obligasi. Dari penjualan surat obligasi itu, Artha Prima akan memberikan bunga 10%-11%. "Paling tinggi 12%," kata Junus.Artha Prima sudah mendapatkan penjamin emisi (underwritter), yakni PT Nusantara Capital. Kini tinggal menunggu hasil pemeringkatan oleh lembaga pemeringkat Fitch Rating. "Target obligasi di bulan Juni," jelas Junus.Sedangkan BFI Finance mencari utangan untuk mengejar target pembiayaan Rp 5 triliun, tumbuh 25% dari kinerja tahun 2010. Multifinance yang membiayai motor bekas ini baru memiliki dana Rp 2 triliun. "Sisanya ya, dari obligasi dan pinjaman bank," kata Direktur BFI Finance Cornelius Henry.Sama seperti Artha Prima, obligasi itu juga akan terbit paling lambat pada penghujung semester pertama tahun ini. Sayangnya, Henry belum mau menjelaskan detail obligasi itu. Namun, ia memastikan surat utang itu akan bertenor tiga tahun. Sedang pinjaman bank, BFI mengaku sudah bekerja sama dengan belasan perbankan. Mereka antara lain PT Bank International Indonesia (BII) dan Standard Chartered Bank Indonesia.BFI akan menyalurkan dana-dana itu untuk pembiayaan di kantor cabang baru. Tercatat, BFI akan membuka 10-15 cabang baru yang tersebar di Jawa dan luar Jawa. Nilai investasi setiap cabang sekitar Rp 500 juta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News