ARTI Bakal Terbitkan Global Bond Senilai US$ 150 Juta



JAKARTA. Setelah sukses mengakuisisi PT Lekom Maras, secara bertahap PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) terus menggelar  ekspansi perusahaannya. Nah, saat ini, ARTI sedang berkonsentrasi untuk menggarap sektor energi dan properti. Nantinya, sumber pendanaan dari ekspansi perusahaan berasal dari penerbitan global bond atau obligasi internasional.

"Sudah ada satu underwriter lokal yang kami tunjuk," kata Pesiden Direktur Burhanuddin Bur Maras. Sayangnya, Burhanuddin masih enggan menyebutkan nama underwriter tersebut.

Emiten berkode saham ARTI itu berharap, obligasinya bisa terbit di akhir tahun dengan nilai US$ 150 juta. Rencananya ARTI akan menerbitkan obligasinya di Luxemburg. Nantinya, uang yang diperoleh dari hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk mengakuisisi beberapa perusahaan minyak dan gas di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Papua. "Ada beberapa yang sudah positif kami akuisisi dan ada pula beberapa yang sedang dalam proses uji tuntas," ungkap Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan ARTI Gemilang Zaharin.


Gemilang menjelaskan, dalam waktu dekat, ARTI berencana mengakuisisi PT Bangadua Petroleum yang berlokasi di Jatibarang, Cirebon. Nilai investasinya sebesar US$ 15 juta. Dana akuisisi ini berasal dari internal perusahaan dan pinjaman beberapa bank. Proses akuisisinya diperkirakan bakal rampung pada bulan Oktober mendatang. Asal tahu saja, saat ini, ARTI melalui Lekom Maras Pengabuan sedang berkonsentrasi pada produksi minyak dan gas di beberapa daerah seperti Abab dengan 173 sumur, Raja 114 sumur dan Dewa 60 sumur. Nilai investasi pada proyek ini adalah US$ 150 juta. Proyek tersebut diperkirakan akan mulai beroperasi pada bulan Oktober mendatang. “Kini, jalannya proyek masih terganjal oleh izin dari Pertamina saja,” imbuh Gemilang.

Selain ekspansi di bidang sumur minyak dan gas melalui obligasi, ARTI berencana menggelar Penawaran Umum Saham Perdana atau IPO untuk anak usahanya yang bergerak di bidang properti. "Kami akan membentuk perusahaan baru dulu, setelah itu akan kami IPO kan. Rencana IPO tersebut baru akan digelar tahun depan. "Kami sedang melakukan proses penyeleksian kandidat untuk penjamin emisi," ungkap Burhanuddin.

Tahun ini, belanja modal ARTI diperkirakan mencapai US$ 35 juta dengan pendapatan hingga akhir tahun sebesar Rp 695,28 miliar. Itu artinya, nilai pendapatan ARI ditargetkan naik dua kali lipat dari pendapatannya di semester pertama yang hanya Rp 347,64 miliar saja. Sekadar catatan, pada semester pertama tahun ini, ARTI berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 155,45 miliar setelah sebelumnya mengalami kerugian sebesar Rp 5,2 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie