ARTI Incar Rights Issue Rp 350 Miliar



JAKARTA. PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) berencana menawarkan saham baru bagi pemegang saham lama (rights issue), tahun depan. Perusahaan minyak dan gas ini mengincar dana Rp 300 miliar - Rp 350 miliar.Direktur Utama Ratu Prabu, Burhanuddin Bur Maras mengaku sudah berdiskusi dengan tiga perusahaan sekuritas untuk membantu pelaksanaan aksi korporasi ini. Namun, hingga kini, ARTI belum memilih siapa yang akan menjadi pembeli siaga (standby buyer). "Tak tertutup kemungkinan juga berupa private placement (ke investor strategis)," kata dia di Jakarta, kemarin (28/12).Ya, ARTI memang tengah membicarakan rencana rights issue ini dengan sejumlah investor yang berminat melakukan private placement. "Salah satu yang sedang dalam pembicaraan adalah investor dari Eropa," kata Bur.Tak hanya itu, investor Eropa itu hendak mengucurkan pinjaman ke perusahaan yang dulu bernama PT Arona Binasejati Tbk ini. Bulan depan, ARTI akan meneken perjanjian pinjaman tersebut. "Nilai total pinjaman sebesar US$ 50 juta," lanjut dia.Kelak, ARTI akan menggunakan pinjaman tersebut untuk berinvestasi di PT Pasifik Masao Mineral, sebuah perusahaan tambang emas dan tembaga. Ratu Prabu mengakuisisi perusahaan itu sekitar Oktober 2009. Bur belum mau menjelaskan volume cadangan emas di sana. Yang jelas, dengan patokan harga US$ 1.000 per ons troi, dia menaksir nilai penjualan cadangan emas mencapai US$ 6 miliar.Sayang, ARTI enggan mengungkapkan berapa nilai akuisisi Pasifik Masao. Tapi, hingga kini, perusahaan itu masih belum beroperasi. ARTI memperkirakan, tambang ini akan mulai beroperasi tiga tahun lagi. Oleh karena itu, ARTI menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga US$ 37 juta selama tiga tahun ke depan. Selain itu, ARTI menganggarkan capex Rp 300 miliar di 2010 nanti. "Dananya dari pinjaman bank dan rights issue," kata Direktur Keuangan ARTI, Gemilang Zaharin.Capex ini mencakup biaya pengembangan tambang emas dan tembaga senilai US$ 10 juta - US$ 7 juta serta pengeboran minyak dan gas di Cirebon senilai US$ 10 juta, berikut pemeliharaannya.Pada 2010 ARTI menargetkan pendapatan Rp 500 miliar - Rp 600 miliar dan pertumbuhan laba bersih 10% ketimbang tahun ini. Tahun ini ARTI menargetkan pendapatan Rp 400 miliar.Per 30 September 2009, pendapatannya Rp 362,8 miliar dan laba bersih Rp 23,1 miliar. Pendapatan itu turun 47,19% ketimbang periode sama tahun 2008. "Karena berhentinya produksi minyak di Sumatra Selatan," kata Bur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Test Test