Arus bongkar muat dan pengantaran alat berat Indonesia Kendaraan (IPCC) turun 26,82%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) menyatakan permintaan alat berat cenderung menurun sehingga berimbas pada kegiatan arus bongkar muat alat berat. Hal ini disebabkan oleh belum pulihnya kondisi di sektor pertambangan, perkebunan dan infrastruktur.

IPCC mencatat jumlah kendaraan alat berat yang ditangani pada November 2019 sebanyak 13.776 unit kendaraan atau turun 26,82% secara tahunan (yoy) dibandingkan pencapaian di tahun sebelumnya yang sebanyak 18.826 unit alat berat. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan rerata pertumbuhan tahunan di tiap bulannya yaitu sebesar 182,58%.

"Tingginya pertumbuhan arus bongkar muat alat berat di lapangan IPCC sebelumnya sejalan dengan masih tingginya permintaan alat berat di sektor pertambangan dan perkebunan. Sejalan dengan masih stabilnya sejumlah harga komoditas," ungkap manajemen IPCC melalui siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Rabu (11/12).


Baca Juga: Kuartal III, IPC catat pertumbuhan arus penumpang 81,11% dan laba Rp 2,21 Triliun

Begitupun dengan infrastruktur yang masih ada permintaannya untuk penyelesaian sejumlah proyek pembangunan. Akan tetapi, ini berbalik arah ketika kondisi global menurun seiring dengan berlangsungnya perang dagang yang berimbas pada turunnya sejumlah harga komoditas.

Dari jumlah tersebut, secara proporsional terdiri dari alat berat yang ditangani di lapangan internasional berjumlah 809 unit dan 12.967 unit di lapangan domestik.

Unit alat berat yang ditangani di lapangan internasional turun 47,77% yoy menjadi 809 unit dari 1.549 unit pencapaian di tahun sebelumnya. Adapun ekspor turun tipis 1,46% menjadi 337 unit dari 342 unit di periode yang sama di tahun sebelumnya. Begitu pun dengan impor yang turun 60,89% dari 1.207 unit di tahun sebelumnya menjadi hanya 472 unit.

Penurunan ekspor dan impor ini,disebabkan belum pulihnya terutama sektor pertambangan yang memiliki berbagai alat berat dengan dimensi atau ukuran jumbo dan juga sektor perkebunan hingga infrastruktur di dalam negeri yang berimbas pada permintaan alat-alat berat dalam negeri. Begitupun juga dengan kondisi global saat aktivitas pertambangan maupun perkebunan masih cenderung melemah seiring belum terapresiasinya harga-harga komoditas.

Sementara itu, dari lapangan domestik turut terlihat penurunan aktivitas pengantaran dan bongkar muat kendaraan alat berat dimana turun 24,95% yoy dibandingkan periode yang sama di tahun lalu dari 17.277 unit menjadi 12.967 unit.

Baca Juga: Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) Membidik Proyek Patimban

Secara akumulasi tercatat pencapaian sepanjang Januari-November 2019 mencapai 11.954 unit alat berat di Terminal Internasional, atau turun 39,70% yoy. Dari jumlah tersebut, pencapaian sebanyak 3.640 unit disumbang dari kegiatan pelayanan bongkar muat ekspor atau tercatat melemah 24,01% yoy. Berikutnya disumbang oleh kegiatan impor sebesar 8.314 unit secara akumulasi dibandingkan dengan pencapaian di periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 15.035 unit alat berat.

Di tempat lain, pencapaian pelayanan bongkar muat dan pengantaran secara akumulasi hingga akhir November tahun ini di lapangan domestik mencapai 180.970 unit alat berat atau naik 80,62% yoy dari sebanyak 100.194 unit. Pencapaian tersebut dikontribusi oleh lapangan domestik Tanjung Priok; serta layanan pengantaran di Lapangan Panjang dan Lapangan Ex-Presiden.

Pencapaian akumulasi kendaraan alat berat sepanjang Januari-November 2019 di lapangan internasional di tahun ini belum mampu melampaui pencapaian akumulasi sepanjang Januari-Desember 2019 sebanyak 21.600 unit alat berat.  

Berdasarkan data yang ada, pencapaian tersebut dikontribusikan dari aktivitas ekspor yang mencapai 3.640 unit alat berat dibandingkan pencapaian sepanjang tahun 2018 sebanyak 5.148 unit alat berat. Sementara itu, dari data impor di periode yang sama di tahun ini mencapai 8.314 unit alat berat lebih redah dari pencapaian full year 2018 sebanyak 16.452 unit.

Baca Juga: Tahun depan, IPCC akan mulai diversifikasi usaha demi dongkrak pendapatan

Pada Terminal Domestik, tercatat pencapaian alat berat yang ditangani IPCC sepanjang Januari-November 2019 mencapai 180.970 atau di atas pencapaian setahun penuh di 2018 sebanyak 107.666 unit alat berat. Hal ini menunjukkan kegiatan bongkar muat dan pengantaran alat berat lebih didominasi di dalam negeri dibandingkan kegiatan untuk keperluan global di Terminal IPCC.

Lebih lanjut, perusahaan mengharapkan kegiatan dari infrastruktur dan aktivitas di sektor perkebunan serta pertambangan dapat pulih. Sehingga dapat berimbas positif positif pada meningkatnya aktivitas bongkar muat dan pengantaran alat berat di lapangan terminal IPCC ke depannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati