Arus dana asing diproyeksi masih akan keluar dari pasar saham Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Arus dana asing kembali mengalir ke pasar modal domestik dalam tiga hari perdagangan terakhir. Pada perdagangan Rabu (14/4), investor asing mencetak net buy hingga Rp 1,03 triliun, lalu pada perdagangan Kamis (15/4) tercatat pembelian bersih Rp 291,41 miliar.

Kemudian pada perdagangan Jumat (16/4) investor asing kembali mencatatkan aksi beli bersih sebesar Rp 251,25 miliar. Jumlah pembelian bersih investor asing tercatat Rp 838,33 miliar di seluruh pasar dalam seminggu terakhir.

Beberapa saham yang diburu investor asing seperti PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Timah Tbk (TINS), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Unilever Indonesia (UNVR).


Selain itu, investor asing juga banyak membeli saham PT PP Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO).

Baca Juga: Komisi VI sambut positif soal aturan pemindahan aset BUMN ke LPI

Kepala Riset Henan Putihrai Sekuritas Robertus Yanuar Hardy mengatakan, saham-saham tersebut banyak dibeli investor asing lebih karena aksi berburu saham murah atau bargain hunting dan aksi bottom fishing karena sudah cukup tertekan selama sebulan terakhir. Memang, jika melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan dalam sebulan terakhir cenderung tertekan dan turun 4,12%.

Lebih lanjut ia menilai, prospek saham-saham tersebut juga masih belum cukup menarik. “Dalam jangka pendek masih ada potensi untuk kembali tertekan, ada baiknya investor menerapkan strategi buy on weakness,” kata Robertus kepada Kontan.co.id, Minggu (18/4).

Baca Juga: Rupiah belum mampu mengambil peluang pelemahan dolar, ini sebabnya

Robertus memprediksi arus dana asing masih akan keluar dari pasar saham Indonesia. Berdasarkan data RTI, investor asing telah mencatatkan aksi jual bersih Rp 3,52 triliun dalam sebulan terakhir. “Diprediksi masih akan keluar, karena kami melihat masih minimnya sentimen positif yang dapat menggerakkan pasar secara signifikan,” tambah dia.

Dalam jangka pendek Robertus melihat belum ada sentimen yang dinilai mampu untuk mengembalikan kepercayaan investor global atau asing untuk dapat mengambil posisi jangka panjang karena di negara maju seperti Amerika Serikat sekarang ini menawarkan potensi imbal hasil yang lebih tinggi, menyusul adanya mega stimulus dan mega infrastructure plan dari Presiden Joe Biden.

Menurut dia, kembali masuknya dana asing dalam tiga hari terakhir ini masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa kepercayaan investor asing sudah kembali terhadap saham Indonesia.

Baca Juga: Ini proyeksi pergerakan IHSG pekan depan menyambut hasil Rapat Dewan Gubernur BI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati