Arus kas Adhi Karya tertolong kepastian LRT



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adanya kepastian pendanaan proyek light rail transit (LRT) Jabodebek, dinilai akan mendorong prospek saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Pasalnya, proyek besar ini bisa mengangkat arus kas (cashflow) ADHI.

Pemerintah akhirnya memutuskan PT Kereta Api Indonesia (KAI) tetap bertugas sebagai penyelenggara prasarana dan sarana LRT sekaligus investor utama proyek ini. Untuk itu, KAI akan tetap menerima penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 7,6 triliun, jaminan pemerintah, serta bantuan dan subsidi dalam pengoperasian LRT.

Total investasi proyek ini sekitar Rp 29,9 triliun. Selain dari PMN, KAI juga akan mendapatkan pendanaan dari kredit sindikasi perbankan senilai Rp 18,1 triliun.


Sebelumnya, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) telah membenamkan investasi Rp 4,2 triliun untuk proyek LRT. Harris Gunawan, Direktur Keuangan ADHI, mengatakan, skema ini dapat memperbaiki cashflow perusahaan. "Skema pembayarannya nanti dimatangkan dalam perjanjian," kata dia ke KONTAN, akhir pekan lalu.

Didiek Hartantyo, Direktur Keuangan KAI, juga yakin proyek ini tak akan mengganggu likuiditas KAI. Apalagi, KAI telah memperoleh pendanaan lewat obligasi. "Debt to equity ratio (DER) kami masih 1,4 kali, dengan EBITDA sekitar Rp 4 triliun" imbuh dia.

David Sutyanto, Analis First Asia Capital, mengatakan, hal ini akan memberikan dampak positif untuk saham ADHI. Pasalnya, LRT merupakan proyek yang berkontribusi paling besar terhadap nilai kontrak ADHI. Jadi, arus kas ADHI akan tetap terjaga.

Sebelumnya, saham ADHI sempat terkoreksi cukup dalam. Ini karena pasar sempat berasumsi kalau proyek LRT bakal mangkrak. "Tapi sekarang ADHI juga bisa memperoleh manfaat dari proyek transit oriented development (TOD) di sekitar wilayah LRT," kata David.

Karena itulah, saat ini David merekomendasikan buy on weakness saham ADHI dengan target harga Rp 1.900 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini