KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah berbagai kecelakaan yang terjadi pada proyek infrastruktur emiten konstruksi sejak tahun lalu, kinerja emiten konstruksi diyakini masih akan tetap positif tahun ini. Mulai teratasinya masalah arus kas yang minus, jadi alasan optimisme pasar terhadap kinerja maupun pergerakan saham emiten konstruksi hingga akhir tahun ini. Sejak Agustus 2017, tercatat sudah ada 12 kecelakaan kerja di sejumlah proyek infrastruktur serta satu musibah runtuhnya terowongan di kawasan Bandara Soekarno-Hatta. Dari total 13 kecelakaan tersebut, sembilan diantaranya terjadi pada proyek yang dikerjakan emiten BUMN karya. Sementara satu lagi proyek pembangunan apartemen Pakubuwono Spring, Jakarta, dikerjakan oleh emiten konstruksi swasta, PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL). Meski begitu, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai, kecelakaan ini tak memiliki dampak yang terlalu signifikan, baik terhadap saham maupun bisnis emiten konstruksi. Sebab, para emiten telah memiliki standar operasi atau standard operating procedure (SOP) jika terjadi kecelakaan kerja di lapangan, sehingga kecelakan tersebut bisa ditangani dengan cepat dan profesional.
Arus kas solid, emiten konstruksi semakin prospektif
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah berbagai kecelakaan yang terjadi pada proyek infrastruktur emiten konstruksi sejak tahun lalu, kinerja emiten konstruksi diyakini masih akan tetap positif tahun ini. Mulai teratasinya masalah arus kas yang minus, jadi alasan optimisme pasar terhadap kinerja maupun pergerakan saham emiten konstruksi hingga akhir tahun ini. Sejak Agustus 2017, tercatat sudah ada 12 kecelakaan kerja di sejumlah proyek infrastruktur serta satu musibah runtuhnya terowongan di kawasan Bandara Soekarno-Hatta. Dari total 13 kecelakaan tersebut, sembilan diantaranya terjadi pada proyek yang dikerjakan emiten BUMN karya. Sementara satu lagi proyek pembangunan apartemen Pakubuwono Spring, Jakarta, dikerjakan oleh emiten konstruksi swasta, PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL). Meski begitu, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai, kecelakaan ini tak memiliki dampak yang terlalu signifikan, baik terhadap saham maupun bisnis emiten konstruksi. Sebab, para emiten telah memiliki standar operasi atau standard operating procedure (SOP) jika terjadi kecelakaan kerja di lapangan, sehingga kecelakan tersebut bisa ditangani dengan cepat dan profesional.