KONTAN.CO.ID - Investor ritel Bitcoin semakin sedikit mengirimkan BTC ke Binance, mencapai level terendah sepanjang sejarah meski harga mencetak rekor baru di pasar bullish 2025. Melansir Cointelegraph Selasa (9/12/2025), data on-chain dari CryptoQuant menunjukkan adanya penurunan tajam inflow BTC ke Binance sepanjang 2025, mencerminkan apa yang disebut analis sebagai “penurunan struktural” dari aktivitas investor ritel. Sebagai informasi, data Coinmarketcap pukul 19.32 WIB, harga Bitcoin di US$90.642 atau turun 1,36% dalam 24 jam terakhir.
Baca Juga: Demutualisasi BEI Ditargetkan Rampung Semester I-2026, Apa yang Perlu Diperhatikan? Arus Masuk “Shrimp” ke Binance Sentuh Titik Terendah Investor ritel, atau entitas yang memegang hingga 1 BTC sering disebut sebagai “shrimp” tampak hampir mundur total dari aktivitas perdagangan. Menurut analis CryptoQuant, Darkfost, aktivitas kelompok ini kini berada di salah satu level terendah yang pernah tercatat. Ia mencatat, pada Desember 2022, rata-rata arus masuk BTC dari kelompok shrimp ke Binance masih mencapai 2.675 BTC per hari (menggunakan
simple moving average/30 hari). Namun di 2025, angka tersebut merosot drastis menjadi hanya 411 BTC per hari, salah satu tingkat terendah sepanjang sejarah. “Ini bukan sekadar penurunan sementara ini adalah penurunan struktural,” tulis Darkfost dalam laporan QuickTake, Senin.
Baca Juga: Ekspansi Bisnis Bikin Prospek Saham Medco Energi (MEDC) Kian Mentereng Harga Naik, Minat Ritel Justru Melemah Fenomena ini terjadi meski Bitcoin kembali mencetak harga tertinggi sepanjang masa pada 2025. Minat ritel tampak tidak mengikuti reli harga, berbeda dengan siklus-siklus sebelumnya. Sementara itu, satu indikator perbandingan posisi antara investor besar dan ritel
whale versus retail delta justru menunjukkan sinyal bullish. Menurut Joao Wedson, CEO platform analitik Alphracta posisi
long dari para whale berada pada level tertinggi dalam sejarah dibandingkan trader ritel. “Setiap kali level ini mencapai titik ekstrem seperti sekarang, biasanya pasar sedang membentuk local bottom meski di saat yang sama ada risiko likuidasi besar,” ujar Wedson lewat platform X.
Baca Juga: Dipengaruhi Harga Minyak dan Gas Dunia, Begini Proyeksi Kinerja Medco Energi (MEDC) ETF Bitcoin Jadi Penyebab Pergeseran Perilaku Ritel CryptoQuant melihat pergeseran perilaku investor ritel ini dalam konteks kemunculan instrumen investasi baru, khususnya ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat. “ETF memberikan cara yang jauh lebih mudah bagi ritel untuk mendapatkan eksposur Bitcoin tanpa harus mengelola private key, keamanan wallet, akun exchange, atau risiko salah kelola aset,” jelas Darkfost. Menurutnya, meski ETF bukan satu-satunya faktor, produk tersebut “jelas berkontribusi besar” terhadap perubahan perilaku ritel dalam ekosistem kripto.
Sebelumnya, November menjadi bulan yang menantang bagi ETF Bitcoin, dengan iShares Bitcoin Trust (IBIT) milik BlackRock mencatat arus keluar bersih sebesar US$ 2,3 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News