KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, terdapat aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan dalam negeri pada semester I-2023. Sejak awal tahun 2023 hingga akhir Juni 2023 atau secara year to date (ytd), arus modal asing masuk dalam bentuk investasi portofolio sebanyak US$ 4,7 miliar. Seiring dengan masuknya dana asing, nilai tukar rupiah turut menguat pada periode tersebut.
Tercatat, hingga akhir semester I-2023, rupiah menguat 3,84% year to date (ytd) bila dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2022. Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro meyakini, tren masuknya arus modal asing tetap akan bertahan pada semester II-2023. Baca Juga: Arus Modal Asing Berpotensi Tetap Mengalir Masuk ke RI pada Semester II Bahkan, bisa lebih besar dari paruh pertama tahun ini. "Tetap yakin investor akan masih mencatatkan net inflow lebih besar pada semester II-2023," tegas Andry kepada Kontan.co.id, Kamis (13/7). Andry melihat beberapa faktor yang mendukung optimismenya. Pertama, bila bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) mengumumkan bahwa kenaikan suku bunga sudah cukup, atau suku bunga The Fed sudah mencapai puncaknya. Kemudian, bank sentral Paman Sam tersebut akan memikirkan perubahan siklus dari pengetatan menjadi kebijakan yang longgar. "Ini akan terjadi saat inflasi AS secara konsisten mendekati 2% yoy," terang Andry. Baca Juga: Investor Domestik Merajai Pasar Saham, IHSG Masih Lesu Bila menilik data terkini, inflasi AS pada Juni 2023 turun ke 3% yoy. Alias, ini makin dekat dengan target tingkat inflasi The Fed. Kedua, indikator ekonomi dan pasar keuangan Indonesia yang lebih baik dibandingkan negara-negara sebaya, alias negara-negara dengan peringkat utang BBB atau bahkan BBB+. Ketiga, data inflasi Indonesia yang rendah, sehingga suku bunga riil bisa ke 2%. Dengan kata lain, ini relatif lebih besar dibandingkan dengan negara-negara lain. Lebih lanjut, prospek positif aliran modal asing ini tentu akan membawa angin segar bagi pergerakan nilai tukar rupiah.