Arus modal asing hengkang dari pasar keuangan, cadangan devisa diprediksi turun lagi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa Indonesia diprediksi kembali menurun pada bulan November 2021, setelah pada bulan Oktober 2021 mencatat penurunan sebesar US$ 1,4 miliar menjadi US$ 145,5 miliar. 

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan, cadangan devisa pada bulan November turun sekitar US$ 1 miliar hingga US$ 2 miliar. Penurunan ini seiring dengan keluarnya arus modal asing dari pasar keuangan domestik. 

“Kemungkinan turun karena baik pasar saham dan surat berharga negara (SBN) mencatatkan net outflow di tengah inflasi global yang belum mereda,” kata Faisal kepada Kontan.co.id, Senin (6/12). 


Inflasi global yang meningkat tersebut membuka kemungkinan bagi bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) mengumumkan agenda tapering dan kenaikan suku bunga The Fed tahun depan lebih hawkish

Baca Juga: Sentimen eksternal masih membayangi, rupiah berpeluang melemah pada Selasa (7/12)

Tentu, ini akan memberikan gejolak sendiri terhadap perkembangan pasar keuangan global, dan termasuk ke pasar keuangan dalam negeri.  Selain itu, arus modal asing yang keluar juga dipengaruhi oleh adanya ancaman varian baru Omicron yang sudah terdeteksi di beberapa negara. 

Lebih lanjut, penurunan cadangan devisa pada bulan November 2021 juga dipengaruhi oleh adanya musim pembayaran utang luar negeri (ULN). 

Meski menurun, Faisal menilai, ketahanan sektro eksternal masih cukup baik. Apalagi didukung dengan investasi langsung yang mencatatkan surplus seiring berlanjutnya pemulihan ekonomi domestik dan agenda reformasi struktural. 

Selain itu, harga komoditas juga masih tinggi teurtama untuk sektor pertambangan dan pertanian sehingga bisa mendorong kinerja ekspor dan memperkuat pundi-pundi cadangan devisa. 

Posisi cadangan devisa juga diperkirakan masih bisa menjadi bantalan kuat bagi pergerakan nilai tukar rupiah. Faisal pun memperkirakan, nilai tukar rupiah pada akhir tahun ini bergerak di kisaran Rp 14.200 per dollar AS hingga Rp 14.400 per dollar AS. 

Baca Juga: BI targetkan surplus operasional pada tahun 2022 sebesar Rp 14,12 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat