KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Arus modal asing terus masuk ke pasar keuangan domestik, bahkan hingga pekan ketiga November 2020. Bank Indonesia (BI) mencatat, dalam periode 16 November 2020 hingga 19 November 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik mencatat beli netto sebesar Rp 8,53 triliun. “Dengan beli netto di asar SBN sebesar RP 7,04 triliun dan beli netto di pasar saham sebesar Rp 1,49 triliun,” tutur Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira melihat, masuknya arus modal asing berpotensi masih akan terus meningkat ke depannya, karena optimisme yang terbangun dari stimulus di Amerika Serikat (AS) dan progres vaksin yang semakin positif.
Baca Juga: Penerimaan pajak dari 3 sektor usaha ini mulai pulih Selain itu, ini juga ditopang oleh pemulihan permintaan dari global, khususnya negara tujuan ekspor utama Indonesia, seiring dengan prospek perekonomian negara-negara tersebut yang sudah mulai membaik. “Harapannya, bisa mendorong perbaikan dari ekspektasi investor terhadap prospek pemulihan ekonomi di 2021. Mereka akan lebih pede masuk ke aset yang lebih berisiko,” ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Senin (23/11). Akan tetapi, Bhima pun mengingatkan akan beberapa risiko yang perlu diwaspadai terkait prospek inflow ke depan. Seperti contohnya, adanya potensi gelombang kedua Covid-19. Untuk itu, ia mengimbau pemerintah untuk tetap meningkatkan fokus ke sektor kesehatan. Selain itu, risiko lain datang dari defisit anggaran. Menurutnya, investor asing yang ingin masuk akan cenderung mengamati seberapa kuat fiskal dalam menghadapi pelebaran defisit, menghadapi kenaikan beban untuk pembayaran utang, dan apa upaya pemerintah mengembalikan defisit agar kembali turun. Baca Juga: Belum tentukan tarif cukai rokok 2021, Sri Mulyani masih menggodok lima aspek ini